Arena

Siapapun Juara Piala Dunia Qatar 2022, FIFA yang Jadi ‘Pemenangnya’

Senin, 21 Nov 2022 – 22:03 WIB

FIFA Piala Dunia Qatar

FIFA Piala Dunia Qatar (Foto: Gettyimages)

Meski masih terlalu dini membicarakan tim yang bakal menjadi Juara pada Piala Dunia Qatar 2022. Namun, bagi FIFA, pesta bola ini lebih mendatangkan uang 700 juta dollar AS lebih banyak jika melihat Piala Dunia Rusia 2018.

Presiden FIFA Gianni Infantino, baru ini menyatakan, pesta bola di negeri emirat di jazirah Arab itu lebih menguntungkan dengan nilai 700 juta dollar AS. Jumlah itu setara dengan Rp 11,000 triliun, dengan kurs 1 dollar AS pada Senin petang senilai Rp 15.726.

Menurut Infantino, kenaikan pendapatan itu bersumber dari hak siar media yang meningkat 200 juta dollar AS daripada Rusia 2018. Selain itu, nilai kontrak sponsor yang juga naik 200 juta dollar AS. Untuk nilai transaksi dari penjualan tiket dan bisnis keramahtamahan mencapai 300 juta dollar AS.

“Piala Dunia Qatar menghasilkan bagi FIFA 600-700 juta dollar AS lebih banyak daripada edisi sebelumnya,” ujar Infantino.

Pernyataan itu menepis kritik pedas dan keras dunia terhadap pesta bola Qatar yang mempunyai kesan bermasalah dalam iklim dan terutama hak asasi manusia. Inilah piala dunia pertama yang terselenggara pada musim dingin untuk menekan dampak buruk iklim panas dari gurun terhadap tim dan pengunjung.

Pesta bola empat tahunan sejak 1930 selalu terselenggara dalam kurun Juni-Juli. Namun, jika pada musim panas di Qatar, adanya kekhawatiran dapat berdampak buruk bahkan fatal terhadap kesehatan tim dan pengunjung internasional. Kritik terutama mengarah karena Qatar miliki tuddingan tidak memperhatikan keselamatan pekerja migran.

Amnesty Internasional dalam laporan Agustus 2021 menyatakan, Qatar gagal mengungkap atau memperbaiki, apalagi mencegah kematian pekerja migran sekitar 6.500 jiwa. Kematian berdasar dari sejumlah sebab, misalnya lingkungan kehidupan, lingkungan atau jenis pekerjaan, dan atau kebijakan perlindungan yang lemah.

Kritik tak berpengaruh

Infantino berpendapat segala kritik tidak memengaruhi penyelenggaraan Piala Dunia Qatar. FIFA sempat mendapatkan ancaman tak mendapatkan sponsor, warga dunia enggan menonton siaran pertandingan di televisi, tidak banyak yang akan datang ke Qatar demi mendukung tim nasional. Kritik itu langsung FIFA tepis dengan keberhasilan komersial.

“Begitu banyak orang telah berinvestasi di Piala Dunia Qatar karena mereka percaya kepada FIFA dan Qatar,” ujar Infantino. Kritik dan klaim yang menakutkan perlu disadari tidak terjadi.

Pernyataan bahwa FIFA meraup keuntungan jauh lebih banyak berbanding dari Piala Dunia Rusia 2018 mendapatkan pengumuman sehari setelah keputusan bersama Qatar untuk melarang penjualan bir dan minuman beralkohol di delapan stadion penyelenggara pertandingan. Larangan itu mengakomodasi hukum di Qatar yang konservatif Islam. Konsumsi minuman beralkohol dibolehkan tetapi terbatas di lokasi-lokasi tertentu misalnya ruang eksklusif stadion, zona fans, hotel, dan bar yang telah berizin dan mendapat pengawasan otoritas keamanan Qatar.

Infantino mengklaim, sponsor besar dari perusahaan bir Budweiser melalui induk AB InBev memahami dan menerima situasi itu. Padahal, Budweiser beberapa pekan lalu telah menyetujui perpanjangan kontrak sponsor sampai 2026 dengan FIFA. “Kemitraan itu di saat senang dan susah, di saat susah dan senang,” katanya.

Masih tersedia cukup banyak tempat di Qatar untuk menjual bir bagi setidaknya 100.000 orang dalam suatu waktu. Aturan pelarangan mengonsumsi bir di dalam stadion juga telah ada penerapan di sejumlah negara Eropa misalnya Perancis, Spanyol, Portugal, dan Skotlandia. Fans sepak bola punya keyakinan dapat bertahan tanpa harus mengonsumsi bir atau minuman beralkohol selama beberapa jam.

Back to top button