News

Setuju Pernyataan Jokowi Cari Pemimpin Berani, Anies: Berani karena Benar

Bakal calon presiden (Bacapres) 2024 Anies Baswedan mengaku setuju dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Indonesia memerlukan pemimpin yang pemberani. Anies menyebut hal ini untuk mengatasi berbagai persoalan besar di Indonesia.

“Kita sudah menyaksikan banyak kasus-kasus akhir-akhir ini yang jadi perhatian adalah yang viral. Kadang-kadang saya merasa khawatir, karena begini kita ini harusnya berani. Saya setuju ketika dikatakan kita harus mencari pemimpin yang berani, setuju, dan pemimpin berani bukan sekadar berani, tapi berani karena benar. Berani karena membawa kebenaran,” kata Anies pada pidato kebangsaan di hadapan ribuan relawan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023).

Anies juga menyinggung berbagai persoalan yang muncul di hadapan publik seperti kasus Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa yang akhirnya harus membuat Kapolri bekerja ekstra. “Itu sudah merepotkan, membuat seperti Pak Kapolri harus kerja ekstra untuk mengembalikan kepercayaan publik. Harus kerja ekstra untuk merawat polisi-polisi yang berintegritas yang ada dalam tubuh kepolisian,” terangnya.

Sama halnya juga dengan kasus yang menyeret pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo yang membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani berusaha menjaga barisan bawahannya yang masih berintegritas.

“Saya pernah di pemerintahan, saya menyadari betul bahwa ada orang-orang bermasalah tapi banyak lagi orang-orang yang bisa menegakkan amanah, orang-orang berintegritas. Mereka-mereka itu lah yang harus dibangkitkan untuk sama-sama menjaga republik ini,” tegas Anies.

Lebih lanjut, Anies juga menyinggung soal 25 tahun Era Reformasi yang dalam perjalanannya memunculkan mafia-mafia di berbagai sektor. “Sambil kita menengok, kok bisa kita sudah 25 tahun dari Reformasi yang dulu kita bicara tentang memberantas kolusi, korupsi, nepotisme (KKN), sekarang justru muncul mafia ABCD,” ungkap Anies.

“Ini panggilan bagi kita semua, 25 tahun yang lalu berkomitmen memberantas KKN, sekarang kita berkomitmen memberantas mafia-mafia yang ada di RI ini,” lanjutnya.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menyebut bahwa proses penyimpangan ini terjadi secara perlahan, namun mampu membuat dampak yang luar biasa terhadap masa depan negeri ini.

Anies lantas memberikan sebuah ilustrasi mengenai seekor katak terkait hal ini. “Saya beri ilustrasi, bila katak dimasukkan ke dalam sebuah panci yang airnya dingin kemudian pancinya taruh di kompor, nyalakan kompornya pelan-pelan. Air di situ rasanya dingin, lama-lama menjadi panas, lama-lama mendidih, dan katak itu akan mati dalam mendidihnya air,” kata Anies.

“Tapi kalau katak dilemparkan ke air yang mendidih, dia langsung lompat. Tapi kalau dipanaskan pelan-pelan dia mati mendidih. Bila kita tidak menyadari bahwa pertumbuhan mafia itu terus menerus maka bangsa kita akan habis karena mafia,” sambung Anies.

Oleh karena itu, Anies menekankan bahwa penting bagi bangsa ini untuk mulai menyadari berbagai permasalahan yang harus dihadapi bersama-sama. “Ketika kita berbicara tentang 25 tahun Reformasi, amanat yang harus kita pegang adalah komitmen untuk melihat perubahan yang kecil-kecil ini,” tutur dia.

Selain itu, Anies juga menyinggung mengenai pejabat yang menginginkan masa jabatan Presiden lebih dari dua periode. “Reformasi dulu mengatakan bahwa masa jabatan presiden dua (periode). Ketika ada yang mempunyai gagasan untuk memperpanjang, maka kita katakan bahwa kita komit dengan aspirasi Reformasi,” tegasnya.

“Jadi kalau ada petinggi negeri ini yang mencoba pelan-pelan menggeserkan jangan pernah dibiarkan karena itu bagai menaikkan suhu air bagi seekor katak. Jangan sampai kita tidak sadar atas penyimpangan yang dilakukan secara pelan-pelan,” tambah Anies.

Back to top button