Hangout

Selain Muhammad Fajri, 6 Orang Ini Juga Meninggal Akibat Obesitas

Meninggalnya Muhammad Fajri (27) akibat menderita kelebihan berat badan, menambah deretan pasien obesitas yang tidak dapat bertahan hidup. Data Our World seperti mengukutip dari laman Databoks menunjukkan, tren kematian lantaran obesitas di Indonesia terus meningkat dalam 20 tahun terakhir.

Kasus meninggal akibat obesitas menyentuh 39,11 per 100.000 penduduk pada 2000 silam. Selang lima tahun kemudian, pada 2005, angkanya melonjak hingga 49,5 kematian per 100.000 penduduk.

Memasuki 2010, trennya sudah di titik 62,46 kematian. Setelahnya, angka kematian naik 2-3 poin tiap tahun. Hanya kenaikan pada 2016-2017 dan 2018-2019 saja yang kenaikannya bisa ditekan 1 poin seperti terlampir pada grafik.

Meninggal akibat obesitas
Sumber Data Boks

Obesitas merupakan penumpukan lemak di dalam tubuh akibat besarnya kalori yang masuk dibandingkan yang dibakar. Obesitas yang tak segera ditangani dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan berujung kematian.

Berikut 7 pasien meninggal akibat obesitas:

1. Muhammad Fajri

Fajri Pria Obesitas Dirawat Di Ruang Khusus Rscm 169 - inilah.com
Almarhum Fajri (fFoto: Foto: Wawan Kurniawan/Jefta Images)

Muhammad Fajri (27), yang memiliki bobot 300 kilogram, meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Kamis (22//6/2023). Sebelumnya ia sempat dirawat selama 14 hari. Sekitar 9 dokter diterjunkan untuk menyelamatkan nyawanya, namun penyakit komplikasi yang dideritanya membuatnya tak dapat bertahan.

Fajri sempat viral lantaran harus dievakuasi ke rumah sakit menggunakan forklift. Menurut keluarganya Fajri mengalami naik badan drastis dalam 8 bulan, yakni dari 120 kilogram menjadi 280 kilogram.

Berat badannya membuat Fajri hanya mampu terbaring. Kondisi itu menyebabkan kaki kanannya infeksi.

2. Sunarti

meninggal akibat obesitas
Almarhum Sunarti saat dirawat (Foto: Pasundan Ekspres)

Pasien obesitas 148 kilogram, asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sunarti, meninggal dunia di rumahnya usai menjalani operasi pengecilan lambung (bariatrik) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat (2/3/2023).

Dua pertiga lambung Sunarti dipotong untuk mengurangi volume dan kapasitas jumlah makanan yang dikonsumsinya. Selain itu, tim medis juga mengangkat alat sensor lapar yang berada di lambung.

Usai menjalani perawatan, Sunarti dibolehkan pulang pada 1 Maret 2019. Pihak rumah sakit mengklaim, saat itu suhu badan, nadi, tensi, dan respirasi Sunarti masuk dalam keadaan baik. Saat itu, ia sudah berhasil menurunkan berat badan sebanyak 15 kilogram.

Namun mendadak ia mengalami sesak napas hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Semasa hidup, Sunarti jarang melakukan aktivitas dan kerap mengurung diri di dalam rumah. Ia mengaku hanya makan nasi dua kali sehari. Namun menjadikan bakso dan mi sebagai camilan.

3. Satia Putra

meninggal akibat obesitas
Almarhum Satia Putra (Foto: Antara)

Satia Putra, anak dengan berat 110 kilogram asal Karawang, Jawa Barat, juga meninggal dunia (28/9/2019).

Dikutip dari Liputan6.com, sang ayah, Sarli bercerita, dalam sehari anaknya bisa enam kali makan. Belum termasuk camilan seperti bakso dan ayam tepung. Satia banyak menghabiskan waktu di rumah.

Berat badan Satia melonjak setelah disunat pada umur tiga tahun. Kian hari, nafsu makannya semakin meningkat. Laporan paramedis puskesmas yang memeriksa Satia  menyebutkan, Satia mengalami obesitas atau kegemukan karena pola makan yang berlebihan serta jarang bergerak.

Sebelum meninggal, Satia sempat dirawat di puskesmas karena batuk dan sesak napas. Berat badannya saat itu juga bertambah dari 105 kilogram menjadi 110 kilogram.

4. Yudi Hermanto

Yudi Hermanto, Penderita Obesitas Yang Meninggal (pos Bekasi) - inilah.com
Almarhum Yudi Hermanto (Foto: Pos Bekasi)

Yudi Hermanto pasien dengan berat 310 kilogram  asal Karawang, Jawa Barat, meninggal dunia, Desember 2017 silam. Sebelum meninggal, Yudi sempat putus asa dengan penyakit obesitas yang dideritanya. Sebab, di tengah keterbatasan ekonomi, berat badannya justru naik menjadi 310 kilogram.

Yudi kemudian mendapat bantuan berobat dari Pemkab Karawang dan dirawat selama satu pekan. Hanya saja, Yudi tak bertahan, setelah mengalami sesak nafas dan kejang-kejang.

5. Wahid Zaenanda

Wahid Jaenanda - inilah.com
Wahid Zaenanda semasa hidup (Foto: Radar Tegal)

Wahid Zaenanda, Kota Tegal, Jawa Tengah, yang memiliki berat badan hingga 180 kilogram menghembuskan napas terakhirnya saat tidur (26/9/ 2016). Sebelum meninggal dunia, Wahid sempat menjalani perawatan medis selama tiga hari di RSUD Kardinah Kota Tegal. Selama dirawat intensif, tim dokter mengatakan jika kondisi Wahid sudah stabil.

Namun, beberapa jam sebelum meninggal dunia, Wahid mengeluhkan sakit di bagian perut bawah dan sempat meminta infus dilepas.

Menurut ibunya Winarni, Wahid dinyatakan autis oleh dokter sejak berusia dua tahun. Kondisi itulah yang membuat ia memiliki selera makan sangat tinggi di luar orang pada umumnya, hingga mengalami obesitas. Semasa hidup, Wahid pun tak pernah merasakan sekolah pendidikan formal.

6. Ade Namnung

Ade Namnung - inilah.com
Ade Namnung (Foto: Twitter)

Selain sebagai komedian, Ade Namnung beberapa kali menjadi presenter. Ia meninggal usia 34 tahun, 31 Januari 2012.

Sebelumnya, Ade Namnung sempat mengalami stroke dan menjalani perawatan.

Berawal dari stroke tersebut, almarhum Ade Namnung juga divonis terkena hipertensi dan akhirnya terkenal gagal jantung.

Sebelum meninggal dunia, dokter sempat menyarankan agar Ade Namnung menurunkan berat badannya. Tak tanggung-tanggung, dokter meminta Ade Namnung mengurangi bobot sampai 70 kilogram. Sebab ia menderita obesitas akut atau berada di level yang sudah parah.

Big Dicky

Twitter Big Dicky - inilah.com
Almarhum Big Dicky (Foto: Twitter)

Big Dicky, pelawak yang sempat mengisi acara “Ngelenong Nyok” masuk rumah sakit karena obesitas. Namun pada Jumat, 9 November 2007 silam, Dicky menghembuskan napas terakhir pada usia 32 tahun. Kepergian pria bernama asli Agung Firmansyah ini disebabkan karena komplikasi penyakit paru dan jantung akibat obesitas.

Pria dengan berat tubuh 200 kilogram itu sebelum meninggal harus menggunakan oksigen dan dalam keadaan duduk.

Back to top button