Market

Sebelum Puasa Tarif Tol Sudah Dikerek Naik, Jasa Marga Hitung Untung


Ketika daya beli masyarakat sedang ‘tengkurap’ karena mahalnya harga bahan pangan saat Ramadan, PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) sudah mengitung untung.

Wajarlah, tarif tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan tol Mohamed Bin Zayed (MBZ) sudah naik sejak 9 Maret 2024. Atau sebelum puasa Ramadan yang dimulai pada 12 Maret 2024.

Dalam konferensi pers di Plaza Tol Taman Mini, Jakarta Timur, Corporate Communication and Community Development Group Head JSMR, Lisye Octaviana mengatakan, kenaikan pendapatan dan trafik selaras terjadi walau belum dapat diproyeksi besarannya.

“Kami harus melihat lagi, hasilnya hingga akhir masa mudik ini. Namun kami sudah memproyeksi adanya kenaikan trafik lalu lintas di momen mudik 2024,” kata Lisye, Kamis (21/3/2024).

Jasa Marga memprediksi, jumlah kendaraan yang keluar Jabotabek pada periode arus mudik H-7 sampai dengan H2 Hari Raya Idul Fitri (3 April – 11 April 2024) adalah 1,86 juta kendaraan. Atau naik 54,13 persen dibandingkan dengan hari normal, dan naik 5,94 persen dari periode Lebaran 2023.

Lebih lanjut, prediksi jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Jabotabek pada periode arus balik H1 sampai dengan H+7 hari Raya Idul Fitri1445 H (10 April – 18 April 2024) adalah sebesar 1,92 juta kendaraan. Angka tersebut naik 60,55 persen dari hari normal, dan naik 4,19 persen ketimbang mudik 2023.

Lisye menambahkan, prediksi puncak arus mudik jatuh pada H4 Hari Raya Idul Fitri atau pada Sabtu (6 April 2024) dengan lalu lintas mencapai 259.000 kendaraan di empat gerbang tol utama, yakni GT Cikampek Utama, GT Kalihurip Utama, GT Ciawi dan GT Cikupa.

“Untuk prediksi puncak arus balik akan jatuh pada H+5 atau Senin, 15 April 2024 dengan lalu lintas mencapai 300.000 kendaraan di empat gerbang tol utama, atau naik 131% dari hari normal,” imbuh Lisye.

Asal tahu saja, tahun ini JSMR menargetkan kenaikan pendapatan jalan tol lebih dari 10% pada 2023 dan sekitar 8%-10% pada 2024. Pihaknya mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 10 triliun di tahun 2024 untuk investasi.

Direktur Keuangan Jasa Marga Pramitha Wulanjani mengatakan, penggunaan besaran capex tersebut tergantung dari proses pembebasan lahan dan progres konstruksi di jalan tol baru yang saat ini sedang digarap.

“Progres pembebasan lahan juga bergantung pada alokasi budget pemerintah, karena dana pembebasan lahan menjadi tanggung jawab dari pemerintah,” ujarnya.

Dana capex tersebut cukup besar karena biaya pembebasan lahan dan konstruksi, serta penyesuaian kapasitas keuangan JSMR.

 

Back to top button