Arena

Scamacca dan Misteri ‘Kutukan’ Pemain Italia di Liga Inggris

Sebuah kabar mengejutkan datang dari Liga Premier Inggris. Gianluca Scamacca, penyerang muda Italia yang baru saja menikmati musim pertamanya bersama West Ham, memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya. Scamacca bergabung dengan Atalanta di Serie A Liga Italia dengan harga transfer €25 juta (Rp374 miliar) ditambah bonus performa sebesar €5 juta (Rp81 miliar).

Namun, apa yang membuat keputusan ini begitu mencengangkan?

Berselang satu tahun lalu, tepatnya 26 Juli 2022, West Ham menggaet Scamacca dari Sassuolo dengan harga transfer mencapai €36 juta, ditambah bonus €6 juta dan klausul tambahan. Dengan nilai transaksi tersebut, Scamacca tercatat sebagai salah satu pembelian termahal dalam sejarah klub London tersebut.

Selama berseragam “The Hammers”, pemain kelahiran 1 Januari 1999 ini hanya berhasil mencetak 8 gol dari 27 pertandingan. Jauh berbeda dengan prestasinya di Sassuolo dimana ia sukses menyumbang 16 gol dalam 38 laga. Mengapa pemain yang diharapkan menjadi andalan Italia ini gagal bersinar di Liga Premier?

Sejarah menunjukkan, pemain Italia, khususnya striker, seringkali menghadapi kesulitan ketika bermain di Liga Premier. Sejak dimulainya era Liga Premier pada 1992, sudah 77 pemain Italia yang mencoba peruntungan di Inggris. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 10 penyerang yang bisa dianggap sukses, seperti Gianfranco Zola, Gianluca Vialli, dan Paolo Di Canio.

Menurut analisis dari The Guardian, perkembangan pesat Liga Premier membuat pemain asing, khususnya dari Italia, kesulitan beradaptasi. Sedangkan menurut Fourfourtwo, perbedaan kultur dan gaya bermain antara sepak bola Inggris dan Italia menjadi salah satu penyebabnya. Sepak bola Inggris lebih mengedepankan fisik, sementara sepak bola Italia lebih mengutamakan taktik.

Erik Lamela, pemain asal Argentina yang pernah bermain untuk Tottenham Hotspur, menegaskan, “Saya butuh latihan, sedikit ritme, dan beberapa permainan karena sepak bola Inggris lebih mengandalkan fisik sedangkan Italia sangat taktis.”

Mungkin saja, ada ‘kutukan’ bagi pemain Italia untuk bersinar di Liga Premier. Sebagai catatan sejarah, Kekaisaran Romawi, diwakili oleh Italia, kesulitan menaklukan Inggris atau Tanah Britania di masa lalu. Apakah tradisi tersebut berlanjut dalam dunia sepak bola? Hanya waktu yang akan menjawab.

Back to top button