News

Sandiaga Tegaskan PPP Sudah Pecat Para Kader yang Membelot


Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno menegaskan para pihak yang mendukung paslon lain selain Ganjar-Mahfud Md tidak lagi tergabung dalam struktur pengurus partai berlambang Kabah tersebut.

Hal ini merespons kemunculan sejumlah kader yang menamakan diri Pejuang PPP, mendeklarasikan dukungan kepada pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, belum lama ini.

“Pendukung Ganjar dari  DPP dan seluruh Tim Bappilu PPP berada di belakang Ganjar-Mahfud dan yang menganggap dukungannya itu dialihkan bukan menjadi bagian fungsionaris dari pada DPP PPP dan Bapillu,”

Menurut Sandiaga, beda pilihan itu merupakan suatu hal wajar. Namun, bagi dia, kader yang setia, tidak akan membelot dan  tetap memenangkan paslon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. “Dan kami menyatakan bahwa PPP keluarga besar berbeda pilihan itu wajar, tapi kita ikhtiar memenangkan ganjar,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi atau akrab disapa Awiek memastikan PPP memecat sejumlah elite yang membelot alias mengalihkan dukungan ke pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Salah satu elite PPP yang dipecat adalah Wakil Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Witjaksono.

Awiek menjelaskan, partai tempatnya bernaung bersikap tegas terhadap elite dan kader yang tak patuh terhadap garis kebijakan partai. Dalam hal ini, elite dan kader PPP mengalihkan dukungan seperti mendukung duet Prabowo-Gibran. Pasalnya, PPP telah memutuskan mendukung capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Hal ini pun ditegaskan kembali oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono menyebut sejumlah kader yang tergabung dalam “Pejuang PPP” sebagai gerombolan penyusup. Sebab, mereka memilih membelot untuk mendukung pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Sejumlah kader yang mengeklaim sebagai “Pejuang PPP” itu telah dipecat dan dicabut keanggotaannya. Mereka tidak memahami partai politik dan PPP,” kata Mardiono di Gedung High End, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2023).

Mardiono lalu membandingkan dirinya dengan sejumlah figur yang tergabung dalam Pejuang PPP. Mardiono mengaku sudah mengabdi di PPP selama 26 tahun. Namun, tidak pernah menobatkan diri sebagai pejuang.

“Mereka yang baru bergabung selama tujuh bulan mengeklaim sebagai Pejuang PPP. Bagaimana mungkin seseorang yang baru tuju bulan, membaca AD/ART tidak, tapi mengeklaim sebagai pejuang,” kata Mardiono

Back to top button