Market

Sama Kelas Dunia, Formula E Untung Tapi Sirkuit Mandalika Buntung

Ketika Holding BUMN Pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney mendesak DPR untuk mengucurkan PMN Rp1,19 triliun karena masih merugi, membuka ingatan publik dengan ajang Formula E yang bisa meraih untung Rp5,29 miliar.

InJourney yang menggelar dua ajang kelas dunia Grandpix dan World Superbike (WSBK), justru menderita kerugian. Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria di hadapan komisi VI DPR pekan lalu mengungkapkan hajatan balap WSBK itu menimbulkan kerugian Rp100 miliar. Pemicunya karena ajak tersebut tidak menarik bagi investor untuk menjadi sponsor.

“Ajang balapan WSBK ini menunjukkan kerugian, sehingga apa yang kami lakukan adalah kami akan bernegosiasi untuk menghilangkan WSBK ini,” ujar Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/6/2023) lalu.

Untuk mendapatkan dana segar dari Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp1,19 triliun, Dony meyakinkan jika penyelenggaraan WSBK dihilangkan, maka bisa membantu menurunkan beban perusahaan. Pasalnya, kerugian yang ditimbulkan tidak akan membengkak tiap tahunnya dibandingkan bila balapan tersebut dipertahankan.

Selain ajang WSBK, kerugian perusahaan juga disumbang dari penyelenggaraan MotoGP. Penyebabnya, karena pemasukan dari iklan dan sebagainya lebih kecil dibandingkan biaya operasionalnya.

“MotoGP itu sudah kami hitung dan kami punya gap sekitar Rp50 miliar. Ini yang sedang kita carikan cara bagaimana kita mendapatkan tambahan sponsorship untuk menutupi gap ini, sehingga kita bisa melokalisir problemnya di Mandalika ini,” jelasnya.

Langkah-langkah ini dilakukan sebagai salah satu cara mengurangi utang pengembangan kawasan pariwisata Mandalika yang saat ini mencapai Rp4,6 triliun. Utang tersebut terbagi atas kewajiban pembayaran jangka pendek sebesar Rp1,2 triliun dan jangka panjang Rp3,4 triliun.

Bagaimana dengan Formula E?
Formula E sudah dua kali digelar di Jakarta sejak tahun 2022 lalu. Untuk penyelenggaraan tahun 2022 sudah kelar diaudit baik internal maupun auditor eksternal. Hasilnya, DKI mendapat laba Rp 5,29 miliar dari hasil penyelenggaraan balap mobil listrik bertaraf internasional itu.

Pemprov DKI Jakarta melakukan audit terhadap penyelenggaraan Jakarta e-Prix edisi 2022 ini dengan menunjuk kantor akuntan publik (KAP) Jojo Sunarjo dan rekan. Hasil audit ini iserahkan kepada Pemprov DKI melalui Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD).

“Hasil keuntungannya memang berbeda dari sebelumnya ya, kami sampaikan waktu itu Rp 6 miliar sekian, sekarang Rp 5,29 miliar setelah audit,” ucap VP Corporate Secretary Jakpro Syachrial Syarief seperti dikutip pada awal Februari lalu.

Saat ajang Formula E tahun 2022, Founder/Chief Championship Officer Formu, la E Operation (FEO) selaku penyelenggara global ajang balap mobil listrik, Alberto Longo melontarkan sejumlah pujian untuk sirkuit yang dibuat dalam waktu cukup singkat itu, yakni 54 hari saja. Pujian tersebut dilontarkan saat mengunjungi sirkuit balapan itu di Ancol, Jakarta Utara, pada Rabu (1/6/2022).

Menurut Longo, Formula E Jakarta 2022 akan menjadi “yang terbesar, tersukses dari sejarah Formula E”. Longo mengungkap sejumlah alasan mengapa Formula E Jakarta berbeda dibanding dengan ajang balap mobil listrik di negara lain.

Bagaimana Kontrak MotorGP dan WSBK di Sirkuit Mandalika?
Kembali ke Sirkuit Mandalika. Pada tahun 2020 terungkap pengelola Sirkuit ini telah mencapai kesepakatan dengan Dorna Sports dengan mengubah jangka waktu kontrak dari 5 tahun menjadi 10 tahun untuk menggelar ajang MotoGP dan Superbike di Sirkuit Mandalika.

Dengan kepercayaan yang saat ini membanggakan tersebut, pemerintah mengucurkan dana segar lagi hingga Rp1,6 triliun untuk kelanjutan pembangunan di Sirkuit Mandalika. Suntukan dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang ada di sekitar sirkuit.

Dengan adanya perpanjangan kontrak ini, maka Sirkuit Mandalika dipastikan akan gelar ajang MotoGP dan WSBK hingga tahun 2031.

Pekan lalu, Komisi VI DPR akhirnya menyetujui pengajuan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,19 triliununtuk PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)/InJourney yang terseok-seok mengelola Sirkuit Mandalika. Usai gelaran Grandpix dan Balapan Superbike, Sirkuit Mandalika terjerat utang hingga Rp4,6 triliun.

Persetujuan PMN tersebut diajukan Menteri BUMN, Erick Thohir untuk empat BUMN dengan total Rp5,7 triliun berasal dari dana investasi di APBN 2023. Selain PMN untuk PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)/InJourney yang terseok-seok mengelola Sirkuit Mandalika, ada tiga BUMN lain yang menikmati dana segar dari APBN.

Mereka adalah PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)/IFG sebesar Rp3 triliun dalam rangka penyelesaian pengalihan polis Jiwasraya. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) sebesar Rp1 triliun dalam rangka risk mitigation perusahaan reasuransi dalam negeri. Terakhir PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID Food sebesar Rp500 miliar dalam rangka investasi dan modal kerja.

Back to top button