News

RS Al-Quds Gaza Hampir Lumpuh Total, 500 Pasien Terancam

Rumah Sakit Al-Quds menghentikan sebagian besar operasional medisnya setelah kehabisan bahan bakar di tengah pengeboman Israel setiap hari di sekitar kompleks fasilitas kesehatan yang terletak di Kota Gaza itu. Rumah sakit yang terletak di wilayah Tal al-Hawa itu dikelola Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).

Mengutip Al Jazeera, Kamis (9/11/2023), PRCS mengaku terpaksa menghentikan sebagian besar layanan medis, untuk menjatah penggunaan bahan bakar dan memastikan layanan minimum dalam beberapa hari mendatang.

Rumah sakit itu mematikan generator utamanya dan kini hanya beroperasi dengan generator yang lebih kecil agar bisa memberikan layanan dasar dan listrik selama dua jam per hari untuk pasien dan 14.000 orang yang terpaksa mengungsi ke sana. Bangsal operasi dan pabrik oksigen telah ditutup.

“Kami berbicara tentang penembakan sekitar 15 meter dari gedung rumah sakit. Sebagian besar bangunan di sekitar rumah sakit hampir hancur total. Pengeboman semakin mendekat ke rumah sakit dan kami khawatir akan terjadi serangan langsung ke rumah sakit,” kata juru bicara PRCS Nebal Farsakh.

Dia mengatakan sebagian besar jalan menuju Rumah Sakit Al-Quds telah ditutup, sehingga memaksa petugas medis di ambulans mengambil rute terjal dan tidak beraspal untuk menyelamatkan korban cedera.

“Kami memiliki sekitar 500 pasien di dalam rumah sakit. Kami memiliki 15 pasien di ICU. Mereka terluka dan menggunakan alat bantu pernapasan. Kami juga memiliki bayi yang baru lahir yang ditempatkan dalam inkubator. Selain itu, di sini juga terdapat 14.000 orang yang mengungsi, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” terang Farsakh.

Dia juga menyebut PRCS telah ‘kehabisan pilihan’ seraya menambahkan bahwa selama dua pekan mereka berulang kali memperingatkan ‘pasokan bahan bakar akan habis jika pasukan pendudukan Israel terus menolak untuk mengizinkan bahan bakar masuk ke Jalur Gaza’.

Israel memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza dua hari setelah perang dimulai pada 7 Oktober 2023, memperketat blokade yang sudah berlangsung sejak 2007 dan sangat membatasi masuknya bantuan, makanan, air, listrik dan bahan bakar.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 18 rumah sakit berhenti beroperasi sejak perang dimulai, baik karena kehabisan bahan bakar maupun akibat pengeboman.

Direktur layanan medis darurat di PRCS Bashar Murad yang bekerja di Rumah Sakit Al-Quds, menggambarkan situasi di fasilitas tersebut ‘sebagai yang paling dahsyat’ dalam sejarah organisasi tersebut.

“Pada hari Minggu, serangan udara Israel mengebom pintu masuk rumah sakit kami, mengakibatkan tewasnya empat orang di pintu masuk dan melukai 35 orang, 12 di antaranya berada di dalam rumah sakit,” kata Murad.

Ia menambahkan setengah dari ambulans yang dimiliki oleh PRCS tidak dapat digunakan. Sementara gudang utama diserang dan hancur sebagian.

“Kami kehilangan semua obat-obatan dan peralatan di gudang yang bernilai sekitar US$5 juta,” kata Murad, yang keluarganya telah mengungsi ke Khan Younis.

“Saya tetap tinggal di Gaza karena saya tidak bisa meninggalkan tugas dan pekerjaan dalam situasi seperti ini,” katanya.
 

Back to top button