News

Elektabilitas Ganjar dan Prabowo Bersaing, Anies Tercecer

Elektabilitas dua bakal calon presiden (bacapres) yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bersaing ketat. Sementara, bacapres Anies Baswedan, elektabilitasnya tercecer.

Hal itu berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait simulasi tiga nama bacapres pada Agustus 2023 ini. Terungkap, selisih elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto hanya 1,7 persen.

“Ganjar unggul di 37 persen pada Agustus 2023, Prabowo di angka 35,3 persen,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis survei yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Djayadi menjelaskan, Anies Baswedan berada di posisi ketiga dengan angka 22,2 persen. Menurut dia, angka ini menurun cukup signifikan jika dibandingkan dengan elektabilitas Anies pada Agustus 2022. Setahun lalu, elektabilitas Anies masih 28,2 persen.

Sedangkan, elektabilitas Ganjar dan Prabowo meningkat ketimbang simulasi tiga nama capres oleh LSI pada Agustus 2022. Saat itu, Ganjar memimpin dengan angka 31,7 persen dan Prabowo 30,1 persen.

Selanjutnya, dalam simulasi 35 nama pada survei terbaru LSI ini, bakal capres yang menduduki posisi puncak masih sama, yakni Ganjar 31,5 persen, Prabowo 31,2 persen, dan Anies Baswedan 19,7 persen.

“Simulasi tertutup 10 nama, masih cenderung sama kuat secara statistik: 34,4 persen itu Ganjar; 32 persen Prabowo; baru Anies 19,7 persen,” ujar Djayadi menambahkan.

Meski begitu, Djayadi menyebut, kompetisi di antara ketiga bacapres masih dinamis. Sebab, masih ada sekitar 36 persen pemilih yang belum kemungkinan mengubah pilihan atau bahkan belum menentukan pilihan capresnya.

Diketahui, survei LSI tersebut berlangsung 3–9 Agustus 2023 dengan responden sebanyak 1.220 yang dipilih secara multistage random sampling. Sedangkan, Margin of error dari 1.220 responden tersebut sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor. Hal ini dilakukan dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check) dan tidak ditemukan kesalahan berarti dari quality control tersebut.

Back to top button