News

Ribuan KK Terdampak Banjir Morowali Utara, BPBD: Siklus Berulang 10 Tahun Lalu

Banjir menerjang Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Banjir yang menyebabkan ribuan kepala keluarga (KK) terdampak ini merupakan siklus berulang 10 tahun lalu.

“Banjir serupa pernah terjadi pada tahun 2014, sekarang siklusnya berulang. banjir kali ini dengan ketinggian air sekitar 90 hingga 100 centimeter,” kata Sekretaris BPBD Morowali Utara Delvia Parenta, Sabtu (8/4/2023).

Mungkin anda suka

Menurut dia, situasi ini lazim terjadi karena hujan terus mengguyur dengan intensitas sedang hingga lebat. Sebab, banjir sebelumnya juga dipicu hujan lebat dengan durasi panjang selama berhari-hari mengakibatkan air sungai meluap hingga ke permukiman warga.

Dari hasil asesmen lapangan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat, bencana hidrometeorologi ini, 2.581 KK merasakan dampak banjir. Para warga terdampak tersebar di tujuh desa yakni Desa Ulula’a, Togo, Sampalowo, Moleono, Onepute, Bunta dan Tompira di Kecamatan Petasia Barat.

Kondisi air dilaporkan belum surut. Ketinggian air mencapai 90 hingga 100 centimeter pada titik-titik tertentu.

“Banjir merendam sekitar 11 fasilitas umum terdiri dari rumah ibadah, puskesmas, sekolah dan kantor desa. Termasuk 143 hektare kebun milik warga,” ujarnya.

Delvia mengemukakan, penanganan banjir sudah berlangsung tiga hari dengan melakukan penyaluran logistik berupa bahan makanan, air bersih dan kebutuhan mendesak lainnya.

Dia menyebut, posko tanggap telah didirikan di setiap desa. Posko dilengkapi dengan fasilitas layanan pemeriksaan kesehatan, dapur umum maupun tempat penyimpanan logistik.

“Bupati berada di lokasi mulai banjir pertama hingga hari ini memantau perkembangan situasi. Tentunya Pemkab Morowali Utara komitmen memberikan perlindungan terhadap warga terdampak. Kami juga membuka diri bila ada pihak lain ikut membantu menyalurkan logistik,” tutur Delvia.

Ia juga meminta warga tetap tenang, dan selalu berkoordinasi dengan pemerintah setempat serta tidak mudah percaya dengan informasi beredar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Penanganan bencana ini, kami dibantu TNI/Polri, PMI, Basarnas dan relawan lainnya melakukan proses evakuasi warga. Evakuasi juga menggunakan perahu karet oleh tim SAR gabungan di wilayah-wilayah dengan ketinggian air tertentu,” ujar Delvia menambahkan.

Back to top button