News

Relawan Ungkap Alasan Yakin Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran


Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP) M. Qodari meyakini  pada Pilpres 2024 pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran akan menang dalam satu puataran. Hal tersebut dikatakan saat diskusi Nongki Repnas Menakar Pilpres Satu Putaran: Sisi Ekonomi Politik dan Efisiensi Anggaran.

“Data pada awal Desember itu angkanya Prabowo-Gibran sekitar 45 persen. Kalau angka sudah 45 saya melihat ini dekat sekali dengan satu putaran karena syarat sekali putaran itu adalah 50 persen plus 1,” ujar Qodari, Jakarta, Senin (18/12/2023).

“Jadi karena melihat angka itu sudah 6-7 persen lagi maka saya melihat kehendak masyarakat bahwa yang akan menang satu putaran adalah Prabowo-Gibran,” ujar dia menambahkan.

Qodari mengatakan ada argumentasi secara subjektif dan objektif yang mendasari gerakan satu putaran, yakni efisiensi waktu, efektivitas biaya, dan potensi keamanan politik.

“Objektif pertama adalah hemat waktu. Karena dengan pilpres dilaksanakan pada bulan Fenruari keluar hasilnya 50 persen maka tidak perlu menunggu bulan Juni,” katanya.

Tak hanya itu, dia melanjutkan pilpres sekali putaran dapat menghemat biaya dari anggaran negara. Sebab, jika putaran kedua diselenggarakan, diperlukan anggaran tambahan sekitar Rp17 triliun.

“Objektif kedua adalah bahwa ini akan hemat anggaran. Hemat 17 triliun. Dengan menyelesaikan pemilihan dalam sekali putaran, anggaran ini dapat dikembalikan ke kas negara, dapat digunakan untuk kepentingan rakyat, atau dialokasikan untuk program pemerintah lainnya seperti subsidi pupuk, subsidi rumah, subsidi transisi energi hijau, dan bantuan pangan dan tunai yang bersifat ad hoc, atau dialokasikan untuk APBN tahun berikutnya,” ucap dia.

Pilpres sekali putaran akan lebih damai dibandingkan dengan dua putaran, sebab potensi polarisasi ekstrem seperti yang terjadi di Pilpres 2014, 2019 dan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 dapat dihindari. “Saya melihat potensi polarisasi ini besar sekali karena begitu calon cuma 2 maka akan berhadap-hadapan termasuk isu primodial dan isu agama akan muncul,” tuturnya.

“Apa lagi ketika konstelasinya itu adalah Prabowo melawan anies. Anies pasti akan di-plot sebagai calon islami sudah didukung oleh UAS, HRS, sudah bikin kesepakatan dengan ulama. Pak prabowo mohon maaf dengan berat hati saya katakan pasti dicap sebagai calon kristen. Pak Jokowi pernah dicap kristen padahal bukan kristen. Pak Prabowo dengan sangat mudah pasti dicap dengan isu-isu primodial,” pungkasnya.
 

Back to top button