Arena

Rekam Jejak LaNyalla, Calon Ketua Umum PSSI

Senin, 16 Jan 2023 – 13:03 WIB

LaNyalla Etho - inilah.com

Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti mengaku siap tempur dalam pencalonannya sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2023-2027. Sekalipun harus dihadapkan dengan Erick Thohir (Etho). (Foto: Inilah.com/Harris Muda)

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI LaNyalla Mattalitti mendaftarkan dirinya sebagai calon ketua umum PSSI periode 2023-2027.

Berbeda dengan Erick Thohir, kiprah La Nyalla di dunia sepak bola lebih banyak berkutat sebagai pengurus organisasi sepak bola. Ia mulai menggeluti olahraga saat menjabat Wakil Ketua Komisi Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur pada 2010. Satu tahun berikutnya, ia menjabat Wakil Ketua PSSI Jawa Timur.

Pada saat itu terjadi konflik internal PSSI, sehingga membuat organisasi ini terbelah. Semuanya berawal dari desakan agar Ketua Umum PSSI saat itu, Nurdin Halid, mundur dari jabatannya. FIFA terpaksa turun tangan untuk menangani kisruh tersebut, sehingga digelar kongres luar biasa di Solo pada 2011.

Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 dalam kongres tersebut. Namun kongres ini tidak menyelesaikan konflik internal tersebut. Ketika itu, muncul Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). La Nyalla sempat menjabat Ketua KPSI ini pada 2012.

Ketua Umum PSSI 2015-2019 

Ketika PSSI dan KPSI menyatu, La Nyalla menjadi pengurus pusat PSSI periode 2013-2015, dengan posisi wakil ketua umum. Ia menggantikan Farid Rahman.

Dua tahun di posisi tersebut, PSSI kembali menggelar kongres luar biasa. La Nyalla akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015-2019. Tapi belum lama menjabat ketua umum, PSSI justru berseteru dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Pemicunya, selain tak merestui kongres luar biasa, Menteri Pemuda dan Olahraga meminta Persebaya dan Arema Cronus FC tak diikutkan di Liga Indonesia karena masalah administrasi. Tapi PSSI menolaknya. Menteri Pemuda akhirnya membekukan PSSI pada 18 April 2015.

FIFA merespons dengan membekukan kegiatan sepak bola di Indonesia, termasuk tim nasional Indonesia. Satu tahun berselang, Menteri Pemuda mencabut sanksi PSSI tersebut. FIFA ikut merespons dengan mencabut sanksi Indonesia pada Mei 2016.

Setelah pencabutan sanksi itu, La Nyalla tetap menjabat Ketua Umum PSSI. Tapi pada saat yang sama, La Nyalla terseret kasus korupsi.

Ia diduga menyelewengkan dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) Indonesia Jawa Timur tahun anggaran 2011-2014. La Nyalla ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

Di pengadilan, majelis hakim memvonis bebas La Nyalla pada 27 Desember 2016. Karena kasus itu, La Nyalla dicopot dari jabatan Ketua Umum PSSI.

La Nyalla menganggap kasus dana hibah tersebut merupakan upaya kriminalisasi terhadap dirinya.

Meskipun cukup singkat memimpin PSSI, LaNyalla mampu membuat gebrakan untuk memberantas mafia di persepakbolaan nasional, membawa Timnas U-19 menjuarai Piala AFF 2013 dan sejumlah capaian berarti lainnya.

“Sekarang sudah bebas murni dan tidak terbukti apa yang dituduhkan pada saat itu. Karena itu, saya mau bayar utang dengan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI,” kata La Nyalla, kemarin. Ia berjanji akan memajukan dunia sepak bola Indonesia.

Tak berhenti di sana, pada KLB tahun 2019, pria berusia 63 tahun itu sempat berencana mencalonkan diri kembali menjadi ketua umum PSSI dan kemudian dimenangkan oleh Mochamad Iriawan.

“Saya kemudian mau mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI (pada tahun 2019-red), tetapi saat itu sudah ada Pak Iwan Bule (Mochamad Iriawan) yang saya anggap kredibel. Namun sekarang saya terpanggil lagi karena saya melihat sudah waktunya saya membayar utang amanah yang diberikan oleh voter PSSI,” jelas LaNyalla.

Back to top button