Market

Rayakan Hari Nasional, Inilah Fakta Bisnis Industri Batik Nusantara

Batik, selain menjadi warisan budaya bangsa Indonesia. Batik juga sudah lama menjelma sebagai industri yang banyak melibatkan masyarakat sekitar home industry maupun sentra pemasaran batik seantero nusantara.

Setiap daerah di pelosok negeri, memiliki batik khas masing-masing. Semuanya memiliki tradisi dan memiliki nilai ekonomi serta bisnis yang tidak kaleng-kaleng.

Mengutip laman Kemenperin tahun 2021, industri batik merupakan salah satu sektor yang selama ini memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional, termasuk yang banyak membuka lapangan kerja. Sebab, sektor yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 200 ribu orang. Mereka tersebar di 47 ribu unit usaha yang berada di 101 sentra wilayah Indonesia.

“Industri batik, yang merupakan bagian dari industri tesktil, juga menjadi salah satu sektor andalan dalam implementasi peta jalan terintegrasi Making Indonesia 4.0,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Puncak Peringatan Hari Batik Nasional 2021 di Yogyakarta, kala itu.

Menurut Menperin, industri batik mendapat prioritas pengembangan karena dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. “Industri batik kita mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan produknya telah diminati pasar global,” ungkapnya.

Kementerian Perindustrian mencatat, capaian ekspor batik pada tahun 2020 mencapai USD532,7 juta, dan selama periode triwulan I tahun 2021 mampu menembus USD157,8 juta. “Industri batik telah berperan penting bagi perekonomian nasional dan berhasil menjadi market leader pasar batik dunia,” ujar Agus.

Menperin menambahkan, batik adalah identitas bagi bangsa Indonesia. Hal ini diperkuat melalui pengakuan UNESCO yang menyatakan bahwa batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya tak benda milik dunia pada bidang Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

“Selain itu, batik merupakan seni kerajinan yang termasuk dalam industri kreatif dan saat ini trennya terus berkembang di masyarakat,” tuturnya.

Sementara sepanjang tahun 2022, nilai ekspor batik dan produk batik menembus angka USD64,56 juta atau meningkat 30,1 persen dibanding capaian tahun 2021.

Sedangan untuk periode Januari-April 2023, nilai ekspor batik dan produk batik sebesar USD26,7 juta, dan ditargetkan dapat menyentuh hingga USD100 juta selama tahun 2023.

Penelitian ini dilakukan di 27 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode deskriptif analitis menggunakan data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian, diperkirakan jumlah industri batik di Indonesia mencapai 6.120 unit. Industri kecil ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 37.093 orang dan mampu mencapai nilai produksi sekitar Rp407,5 miliar per bulan atau setara Rp4,89 triliun rupiah per tahun.

Namun, dunia perbatikan bukan tidak ada masalah. Industri warisan leluhur ini dihadapkan pada industri batik terdiri dari printing, bahan baku, keterampilan tenaga kerja, pengembangan usaha kain lokal. Belum lagi soal pengelolaan limbah, pembinaandan pendampingan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), persaingan dengan printing bermotif batik.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan batik yaitu memperbaharui printing industri batik, koordinasi sistem database batik, pemanfaatan sumber daya alam lokal dengan meningkatkan penggunaan pewarna alam, optimalisasi pembinaan industri dan peningkatan keterampilan tenaga kerja. Bahkan tentang advokasi dan pemasaran sosial kepada konsumen mengenai batik tulis dan batik cap.

Peluncuran Batik Mark
Pada perayaan puncak Hari Batik Nasional 2022, diluncurkan Batik Mark. Batik Mark merupakan suatu tanda yang menunjukkan identitas dan ciri Batik buatan Indonesia.

Adapun ciri tersebut terdiri dari tiga jenis Batik, yaitu Batik Tulis, Batik Cap dan Batik Kombinasi Tulis dengan Hak Cipta Nomor 034100 tanggal pendaftaran 05 Juni 2007. Tahun 2022 lalu, jumlah penerima fasilitas sertifikasi Batikmark sebanyak 50 IKM yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan hingga Papua.

“Harapan kami para penerima sertifikasi Batikmark akan merasakan manfaat diantaranya adalah memberikan legalitas bagi produsen dan konsumen produk batik Indonesia terhadap keaslian dan mutu proiduk dan mendukung promosi batik Indonesia di pasar internasional,” kata Doddy Rahadi, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin.

Back to top button