Market

Raup Rp4,13 Triliun, Kelebihan Permintaan ‘Rights Issue’ BTN Capai 1,6 Kali

Penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed sebesar 1,6 kali. Ini semata porsi untuk pemegang saham publik.

Dengan harga pelaksanaan Rp1.200, emiten bank berkode saham BBTN itu akan mendapatkan tambahan modal sebesar Rp4,13 triliun setelah aksi korporasi ini.

“Kami sangat bersyukur, proses rights issue Bank BTN berjalan lancar. Jumlah permintaan yang masuk juga sangat tinggi, sehingga rights issue BTN ini mengalami oversubscribed sekitar 1,6 kali,” ujar Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (6/1/2023).

Dalam aksi korporasinya, BTN menerbitkan 3,44 miliar saham baru seri B yang setara dengan 24,54 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Haru menyampaikan terima kasih kepada pemegang saham publik, pemerintah, dan stakeholder lainnya yang telah mendukung kelancaran dan kesuksesan proses rights issue perseroan.

“Kelebihan permintaan rights issue Bank BTN merupakan kepercayaan yang besar dari para pemegang saham Bank BTN terhadap kinerja perseroan,” katanya.

Dia melanjutkan BTN akan menjaga kepercayaan para pemegang saham dengan menghasilkan kinerja yang terus bertumbuh positif dan berkelanjutan pada tahun- tahun mendatang.

Dia mengatakan akan memperbesar kapasitas penyaluran pembiayaan perumahan BTN, dari sebelumnya 800 ribu unit selama lima tahun menjadi 1,32 juta unit.

Sebelumnya, BTN telah mendapatkan izin untuk melakukan right issue untuk menguatkan modal Car-Tier-1 dan meningkatkan penyediaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR).

Dalam right issue tersebut, pemerintah menyertakan sebesar Rp2,48 triliun dari Penyertaan Modal Negara (PMN), dan sebesar Rp1,65 triliun sisanya dihimpun dari publik.

Back to top button