Market

Punya Anggaran Rp1.500 Triliun, Kementerian Wajib Pakai Produk Lokal

Rabu, 14 Des 2022 – 14:37 WIB

Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan jelaskan perkembangan kasus tumpahan minyak Montara di NTT, Kamis (24/11/2022). (Foto: Info Publik).

Pemerintah mendorong anggaran belanja kementerian dan lembaga negara (K/L) senilai Rp1.500 triliun menyerap produk lokal atau dalam negeri.

Sehingga, anggaran belanja yang nilainya ribuan triliun, tidak keluar negeri. Namun berputar, menggerakkan perekonomian nasional. Disampaikan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bilang, belanja pemerintah mencapai Rp1.200 triliun tiap tahun. Sedangkan belanja BUMN mencapai Rp400 triliun. Total jenderal sebesar Rp1.600 triliun. Cukup dahsyat kalau dibelanjakan untuk produk lokal atau dalam negeri.

Sedangkan potensi dari seluruh kementerian dan lembaga negara, menggunakan produk lokal, nilainya setara investasi US$100 miliar. Dengan asumsi nilai tukar atau kurs Rp15.000/US$, angka itu setara 1.500 triliun. “Kalau ini bertahap kita bisa lakukan (belanja) menjadi produk dalam negeri dan dibuat di dalam negeri, kemudian dibeli oleh pejabat, kementerian, dan BUMN, itu sama dengan investasi 100 miliar dolar AS,” kata Menko Luhut di Jakarta, dikutip Rabu (14/12/2022).

Menurut Menko Luhut, Indonesia tidak perlu susah-susah untuk mendapatkan investasi. “Kita nyari investasi 5 sampai 10 miliar dolar AS sudah paki segala macam (cara). Ini dari kantong kiri saja, kita pindah ke kantong kanan. Hanya dengan aturan dan ajak semua (kementerian, lembaga, dan BUMN untuk beli produk lokal),” ujar Menko Luhut.

Dampak positif lain dari penggunaan produk dalam negeri, menurut Menko Luhut, membuka sedikitnya 2 juta lapangan pekerjaan. Selain itu, juga menumbuhkan perekonomian Indonesia.

“BPS saya minta buat studi dan BPS mengatakan Rp400 triliun (belanja pemerintah) target kita tahun ini kalau itu bisa dilakukan dan dibuat di dalam negeri akan berdampak pada 2 juta lapangan kerja dan juga memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi 1,7 persen lebih dari yang diramalkan Bank Indonesia di angka 1,5 persen,” tuturnya.

Back to top button