Market

PSN Ini Terancam Mangkrak, Rosneft Rusia Tinggalkan Pertamina di Proyek Kilang Tuban

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, Rosneft Singapore Pte Ltd, perusahaan migas asal Rusia mundur dari proyek grass root refinery (GRR) Tuban senilai US$13,5 miliar. Atau setara Rp202,5 triliun (kurs Rp15.000/US$).

Adapun, proyek kilang yang nilainya jumbo itu, dikerjakan PT Pertamina (Persero) berkolaborasi dengan Rosneft. Proyek yang menjadi kebanggaan Jokowi  ini, masuk proyek strategis nasional (PSN). Kabarnya dampak perang Rusia-Ukraina, karena Uni Eropa dan Inggris menerapkan sanksi terhadap Rosneft, terkait akses pendanaan, teknologi hingga jasa kontruksi kilang.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana tidak secara terang benderang menjelaskan duduk perkaranya. Bahkan, nasib proyek ini ke depannya, bakal seperti apa. “Kita ingin semua PSN jalan, kita cari cara,” kata Dadan di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Dadan melanjutkan, saat ini, meski Rosneft keluar dari proyek kilang Tuban, bukan berarti mandek. Proses pembangunannya masih berjalan.  “Ya barangkali dari sisi pelaksanaan di lapangan terus secara dinamis terus berjalan saja,” ujarnya.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan beberapa investor tertarik untuk bergabung pada proyek strategis nasional (PSN) Grass Root Refinery (GRR) Tuban.

Dia meminta Pertamina untuk dapat segera memulai pengerjaan kilang baru itu, yang telah beberapa kali mengalami kemuduran dari Rosneft.  “Sekarang lagi dikerjakan mereka karena ada beberapa yang pingin masuk ke sana,” kata Menko Luhut, Kamis (14/9/2023).

Di sisi lain, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan kementeriannya masih memberi tambahan waktu hingga tahun depan setelah tenggat FID proyek pengerjaan kilang baru itu beberapa kali mengalami kemunduran.  “Masih ada waktu sampai tahun depan,” katanya.

Back to top button