Market

Produksi Gas di Jatim Berlimpah, Oversupply Hingga 182 MMSCFD

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan pasokan gas berlebih (oversupply) di Jawa Timur (Jatim). Angkanya oversupplynya mencapai 182 MMscfd

Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi menuturkan, industri hilir di Jatim dan Jateng, belum mampu menyerap pasokan gas yang dihasilkan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).  “Kita sedang cari solusinya untuk meningkatkan jumlah offtaker di industri hillir,” kata Nurwahidi, Senin (27/11/2023).

Nurwahidi mengatakan, posisi lifting gas per Oktober 2023 mencapai 747 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Sedangkan serapan dari hilir seperti PLN hingga Petrokimia Gresik, hanya 565 MMscfd. “Coba banyangkan kemampuan lifting 747 MMscfd, tapi kemampuan serapan hanya 565 MMscfd rata-rata,” kata Nurwahidi.

Artinya, kata dia, masih terdapat gas yang belum terserap oleh pasar hingga akhir tahun ini. Untuk itu, SKK Migas mendorong komersialisasi dari angkut gas yang terus mengalami pertumbuhan saat ini.

Berdasarkan proyeksi yang disampaikan SKK Migas, sejumlah wilayah kerja (WK) gas di Jawa Timur bakal sampai pada titik puncak produksi pada rentang tahun 2024 hingga 2026.

Saat itu, kondisi pasokan gas berlebih atau oversupply di wilayah Jawa Timur diperkirakan mencapai 200 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).

Pasokan berlebih itu diidentifikasi berasal dari sejumlah lapangan prospektif di antaranya Jimbaran Tiung Biru (sekitar 192 MMscfd), HCML Sampang (sekitar 100 MMscfd), Medco Paus Biru (sekitar 30 MMscfd), PCK2L Bukit Panjang Sampang (sekitar 50 MMscfd), Energi Mineral Langgeng Sumenep (sekitar 30 MMscfd) dan MGA Utama Energi Sumenep (sekitar 40 MMscfd dan 7.000 bopd).

“Ini menjadi tantangan bagi kami untuk mengkomersialisasi bagaiaman menjual gas-gas tersebut lebih banyak lagi supaya bisa meningkatkan lifting,” kata dia.

Adapun, Jawa Timur masih menyimpan potensi gas mencapai 4,6 TSCF. Lewat potensi itu, kelebihan pasokan ditaksir mencapai sekitar 200 MMscfd dalam kurun 1 tahun hingga 3 tahun mendatang dari sumur migas baru.

Sementara itu, potensi minyak diidentifikasi sebesar 600 juta barel minyak (MMBO). Data itu dihimpun dari 27 wilayah kerja (WK) migas yang tersebar di Provinsi Jawa Timur.

Perinciannya, 16 WK telah masuk pada tahap produksi, 9 WK tahap eksplorasi, dan sisanya 2 WK masuk tahap pengembangan. Seperti diberitakan sebelumnya, 
 

Back to top button