Hangout

Siapa Harun Masiku? Ini Profil, Besaran Korupsi, dan Kronologi Kasus

Keberadaan Harun Masiku, buronan KPK selama 3 tahun dalam kasus suap, mulai menemukan titik terang. Polri menduga Harun Masiku berada di Indonesia.

Polri memastikan Harun Masiku kemungkinan besar benar berada di Indonesia. Tidak seperti rumor yang berkembang selama 3 tahun ini.

Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti mengatakan posisi Harun Masiku didapat dari data lintas negara yang diduga dilalui Harun Masiku. Namun, Krishna belum merinci soal data perlintasan itu.

“Bukan keluar masuk. Pernah ke luar dan langsung kembali. Bukan keluar masuk,” kata Krishna Murti.

Tetapi ia enggan menjawab kenapa Harun Masiku bisa melenggang masuk ke Indonesia padahal namanya sejak lama masuk daftar pencarian orang bahkan menjadi buronan Interpol.

siapa harun masiku
Harun Masiku masuk DPO KPK sejak 29 Januari 2020 (Foto: Inilah.com)

Harun Masiku telah menjadi buronan KPK sejak 29 Januari 2020. Ia telah ditetapkan menjadi tersangka pemberi suap dalam kasus OTT mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.

Selama buron, sejumlah kabar mengenai keberadaan Harun Masiku beredar. Ia diduga ada di Malaysia hingga Kamboja.

Menghilangnya Harun Masiku menjadi sorotan, sebab ia adalah politisi dari partai berkuasa di tanah air yaitu PDI Perjuangan.

Bermacam spekulasi politik “membumbui” pelarian Harun Masiku yang disebut-sebut sengaja tidak ditangkap karena bisa menyeret nama petinggi di negeri ini.

Profil Harun Masiku

Sebelum pelariannya, Harun Masiku tinggal di Bekasi, Jawa Barat, bersama istrinya Hildawati. Namun Hilda mengajukan cerai pada Juli 2020 atau 7 bulan setelah kaburnya Harun Masiku. Hilda mengaku tak menahu mengenai keberadaan mantan suaminya itu.

Berikut profil Harun Masiku dikutip dari berbagai sumber.

Lahir

Harun Masiku lahir di Jakarta, 21 Maret 1971. Ibunya bernama kandung Elisabeth Liling. Sedangkan ayahnya Johannes Masiku. Bapaknya adalah seorang mantan hakim di Makassar. Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Pendidikan

Meski lahir di Jakarta, Harun Masiku menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di Watapone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Kemudian Harun Masiku melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar pada tahun 1989 dan lulus tahun 1994.

Harun Masiku sebelum banting setir menjadi caleg adalah seorang pengacara.

Pernah Sekolah di Inggris

Berlatar belakang lulusan hukum. Harun Masiku pernah melanjutkan sekolah ke Inggris tepatnya di University of Warwick United Kingdom, jurusan Hukum Ekonomi Internasional.

Ia bersekolah di Inggris karena mendapat beasiswa Ratu Inggris.

Karier

Harun Masiku pernah meraih British Chevening Award di tahun 1998 dan menjabat sebagai Ketua Persatuan Pelajar Indonesia United Kingdom West Midland pada 1998-1999.

Sepulangnya dari Inggris, ia bekerja sebagai pengacara di sejumlah kantor hukum dan pernah juga menjadi staf ahli anggota Komisi III DPR RI tahun 2011.

Mantan Anggota Partai Demokrat

Pada tahun 2009, Harun Masiku menjadi tim sukses pemenangan pemilu dan pilpres partai Demokrat Sulawesi Tengah untuk memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Ia juga pernah menjadi caleg partai Demokrat.

Agama Harun Masiku

Sidang perceraian Harun Masiku membongkar agamanya. Harun Masiku beragama Kristen Protestan. Ia menikah dengan Hildawati yang beragama Islam hingga akhirnya bercerai.

Hijrah ke PDIP

Pada Pileg 2019, Harun Masiku pindah dari Partai Demokrat ke PDIP. Setelah Nazaruddin Kemas meninggal dunia, terjadi kekosongan kursi PDIP di DPR sehingga harus ada penggantinya sesuai dengan ketentuan Pergantian Antar Waktu (PAW) Anggota DPR.

Kasus Harun Masiku

siapa harun masiku
Harun Masiku disangka suap Wahyu Setiawan Rp600 juta (Foto: Antara)

Harun Masiku berurusan dengan hukum lantaran diduga menyuap mantan komisioner KPK Wahyu Setiawan agar meloloskannya sebagai pengganti Nazaruddin Kiemas.

Nazaruddin Kiemas merupakan caleg PDIP dari daerah pemilihan Sumatera Selatan I. Nazarudin memperoleh suara terbanyak di dapil itu. Namun, karena dia meninggal, KPU memutuskan mengalihkan suara yang diperoleh Nazarudin kepada Riezky Aprilia, caleg PDIP dengan perolehan suara terbanyak kedua di dapil I Sumatera Selatan.

Akan tetapi, Rapat Pleno PDIP menginginkan agar Harun Masiku yang dipilih menggantikan Nazarudin. PDIP sempat mengajukan fatwa ke Mahkamah Agung dan menyurati KPU agar melantik Harun Masiku.

KPU bersikukuh dengan keputusannya melantik Riezky karena Harun Masiku tidak memenuhi syarat menggantikan Nazaruddin Kiemas.

Harun Masiku dan kader PDIP Saeful Bahri diduga menyuap Wahyu Setiawan Rp600 juta agar KPU mau mengubah keputusannya.

KPK menangkap 8 orang dalam operasi tangkap tangan dalam perkara suap menyuap ini dan menetapkan 4 orang tersangka.  Mereka yang dijadikan tersangka adalah eks komisioner KPU Wahyu Setiawan, bekas Anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, kader PDIP Saeful Bahri dan Harun Masiku. Namun Harun Masiku lolos dalam operasi senyap itu dan langsung hilang bagai ditelan bumi.

Pelarian Harun Masiku Hingga Dikira Dibunuh

siapa harun masiku
KPK sempat akan tangkap Harun Masiku di PTIK (Foto: Liputan6.com)

KPK memasukkan Harun Masiku ke dalam daftar buronan pada 29 Januari 2020. Hingga pada 30 Juli 2021, namanya ada di daftar buronan dunia dan masuk red notice Polisi Internasional (Interpol).

KPK sebenarnya sempat hampir menangkap Harun Masiku. Pada Januari 2020, KPK mendeteksi Harun Masiku berada di sekitar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta.

Namun upaya penangkapan tidak berjalan lancar karena tim penindakan KPK dihalang-halangi anggota kepolisian yang berjaga di PTIK. Petugas dari KPK bahkan ditahan polisi dan disuruh melakukan tes urin.

Pada 2020, sebuah rekaman CCTV di Bandara Soekarno-Hatta memperlihatkan Harun Masiku tiba Indonesia. Namun, setelah itu tidak terlacak lagi.

Kementerian Hukum dan HAM serta KPK juga sempat mengatakan Harun Masiku berada di Singapura, sehari sebelum operasi tangkap tangan. Akan tetapi, Harun diperkirakan sudah kembali ke Indonesia.

Kemenkum HAM awalnya sempat membantah, tetapi mereka akhirnya mengakui Harun sudah pulang ke Indonesia. Imigrasi berkilah terjadi kesalahan sistem di bandara sehingga kepulangan Harun Masiku tak terlacak.

Pada Agustus 2021 lalu, KPK sempat mengklaim telah mengetahui keberadaan Harun Masiku. Namun, lembaga antirasuah itu belum bisa menangkap Harun Masiku lantaran terkendala pandemi virus corona.

Harun Masiku juga pernah digosipkan telah meninggal dunia karena dibunuh pada 2021 lalu. Informasi itu diungkapkan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman saat berbincang dengan jurnalis senior Karni Ilyas. Boyamin menyatakan mendapatkan kabar kematian Harun Masiku dari beberapa pensiunan di lembaga intelijen.

Ketika dikonfirmasi ke KPK kala itu, KPK belum dapat memastikan kebenaran rumor tersebut.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button