News

Peserta Pemilu 2024 Minim Gagasan, Dirgayuza Terbitkan Buku ‘100 Ide untuk Presiden & DPR Baru’

Penulis buku ‘100 Ide untuk Presiden dan DPR Baru’, Dirgayuza Setiawan mengungkapkan kekhawatirannya mengenai ketidaktahuan para kandidat, baik calon presiden (capres) maupun calon anggota legislatif (caleg) dalam memberikan gagasan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Menurutnya, saat ini seluruh pihak tengah disibukkan dengan aktivitas kesehariannya sehingga untuk mengevaluasi apa yang telah dikerjakan pemerintah pun tak memiliki waktu yang cukup.

“Kan sering kita lihat teman-teman kunjungan kerja, ke luar negeri untuk cari ide dan gagasan,” kata Dirgayuza dalam paparannya di peluncuran buku ‘100 Ide untuk Presiden dan DPR Baru’ di Petra Restaurant di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta, Selatan, Kamis malam (1/9/2023).

Dirgayuza pun lantas menjelaskan bahwa kekhawatirannya terhadap akan dua hal, yakni kekosongan gagasan yang terjadi di antara para kandidat dan masyarakat, menjadi latar belakang diterbitkannya buku tersebut. Menurutnya pun hal ini sejalan dengan apa yang saat ini terjadi di tengah-tangan hiruk-pikuk tahun politik 2024.

Dirgayuza Setiawan saat meluncurkan buku '100 Ide untuk Presiden & DPR Baru' di Petra Restaurant di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta, Selatan, Kamis malam (1/9/2023). (Foto: Inilah.com/ Vonita B)
Dirgayuza Setiawan saat meluncurkan buku ‘100 Ide untuk Presiden & DPR Baru’ di Petra Restaurant di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta, Selatan, Kamis malam (1/9/2023). (Foto: Inilah.com/ Vonita B)

Pasca munculnya Artificial Intelligence (AI) pada bulan Juli lalu, yaitu Bath, dan ChatGPT maka Dirgayuza pun mencoba untuk menanyakan solusi yang ditawarkan jika seandainya Bath tersebut menjadi capres atau caleg yang memiliki keinginan untuk memajukan taraf hidup masyarakat.

Ternyata, ia pun mengatakan bahwa jawaban yang diberikan oleh kedua AI tersebut membuatnya cukup terkejut. “Jawabannya sangat deep dari kedua kecerdasan buatan itu,” ungkap Dirgayuza.

Selanjutnya dia menjelaskan bahwa jawaban yang didapatnya adalah puluhan analisa hasil pertimbangan kondisi Indonesia saat ini. Dimana tentu hasil tersebut termasuk bagaimana kesenjangan sosialnya seperti apa hingga kondisi kebijakan publiknya.

“Terus saya langsung evaluasi ‘wah ini kalau saya gali lebih dalam lagi mungkin bisa lebih bermanfaat’,” tuturnya.

Dirgayuza pun akhirnya meminta rekomendasi kebijakan yang layak diterapkan di Indonesia dimana hal tersebut sudah terbukti berhasil diterapkan di negara lain. Kedua AI tersebut juga nyatanya memberikan daftar isi yang memuat daftar kebijakan serta implementasinya di kota apa.

“Kenapa ini penting, karena kalau misalkan ada calon Presiden atau calon anggota DPR yang ingin mempelajari kebijakan itu dia bisa langsung cek kebijakan tersebut,” ujar Dirgayuza.

“Dan bisa langsung dilihat detail dari kebijakan itu karena biasanya kebijakan itu lebih reliable detail,” tambahnya.

Ia pun lanjut menanyakan mengenai bukti dari kebijakan publik tersebut mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat, bagaimana relevansinya bagi Indonesia dalam menerapkan kebijakan tersebut hingga data pendukungnya.

Dirgayuza mencontohkan salah satunya negara Spanyol di mana ketika sedang terjadi perampokan ATM, pemerintah setempat dengan sigap mengatur kebijakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya hal serupa. Hal ini dilakukan dengan mengatur siapa saja yang ingin mengakses ATM ketika ia memasukan nomor pin diselingi dengan kode polisi setempat, maka polisi akan datang.

“Dan ternyata saya tanya ke AI, negara mana lagi yang menerapkan kebijakan seperti ini. Ternyata sudah banyak,” ungkapnya.

Sebagai penulis yang telah menempuh pendidikan magisternya dalam bidang human data science, Dirgayuza pun memahami bahwa data-data besar atau big data yang dimiliki oleh berbagai negara mampu memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Ia menyadari bahwa penggunaan AI dalam diskursus kenegaraan juga dapat memberikan dampak yang besar.

“(Maka) saya membuatlah buku ini supaya masyarakat yang mungkin waktunya terbatas mereka bisa langsung nanya ke AI,” tutur Dirgayuza.

Back to top button