Tahun ini, Perry Warjiyo memasuki masa pensiun dari jabatan Gubernur Bank Indonesia (BI). Santer tersiar, Menteri Keuangan Sri Mulyani kebelet menjadi BI-1. Benarkah?
Saat dikonfirmasi soal ini, Sri Mulyani berkelit. Dia bilang, pergantian Gubernur BI, sudah diatur dalam Undang-undang (UU). “Jadi mengenai Gubernur BI itu sudah ada prosesnya dalam UU,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Tersiar kabar, Sri Mulyani akan bersaing ketat dengan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memperebutkan posisi Gubernur BI.
Sri Mulyani menegaskan, dia, Perry Wajiyo, Purbaya Yudhi Sadewa, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, saat ini, fokus untuk mengerjakan tugas di Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). “Yakni menjaga stabilitas sistem keuangan dan pemulihan ekonomi,” tuturnya.
Sejatinya, kalau benar Sri Mulyani tergiur menjadi Gubernur BI, sah-sah saja. Dan itu pernah terjadi ketika Agus Martowardojo masih menjabat sebagai Menkeu, namun mencalonkan diri sebagai Gubernur BI pada 2013. Kala itu, Agus Marto menggantikan Darmin Nasution.
Sedangkan masa jabatan Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI akan habis pada tahun ini. Dengan begitu, Presiden Joko Widodo akan mengajukan nama calon baru Gubernur BI kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk dilakukan uji kepatutan dan kelayakan.
Perry merupakan Gubernur BI periode 2018-2023 menggantikan Agus Martowardojo. Pengangkatan Perry sebagai Gubernur BI tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 70/P/2018 tertanggal 16 April 2018.
Sebelumnya, Perry merupakan calon tunggal yang diajukan Presiden kepada DPR pada tahun 2018, setelah empat nama yang disodorkan kepada Presiden Jokowi untuk diseleksi bersama Wakil Presiden menjadi kandidat Gubernur BI.
Keempat nama tersebut yakni mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, mantan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, dan petahana Agus Martowardojo.
