Market

PEPS: Data Kemiskinan BPS Manipulatif, Pertumbuhan Ekonomi Milik Kelompok Kaya

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Antohy Budiawan mencurigai angka kemiskinan 2022 yang dirilis BPS, sebesar 9,57 persen atau setara 26,36 juta jiwa, abal-abal alias palsu. Faktanya lebih besar lagi.

Alasan Anthony, jumlah orang miskin di Indonesia pada 2022, sebanyak 26,37 juta jiwa (9,57 persen) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) itu, berbeda jauh dengan angka stunting 2022, sebesar 21,6 persen.  “Itu sangat tidak masuk akal. Karena, angka stunting atau gangguan pertumbuhan saja mencapai 21,6 persen (2022),” papar Anthony kepaqda Inilah.com, Jakarta, Jumat (19/5/2023).

Pada 2020, kata Anthony, angka stunting di Indonesia, lebih memprihatinkan lagi. Terburuk kedua di Asia Tenggara. Hanya lebih baik dari Timor Leste. “Namun lebih buruk ketimbang Laos, Myanmar, dan Kamboja. Fakta kemiskinan menurut BPS adalah ilusi, manipulatif,” ungkapnya.

Anthony mengaku, lebih percaya hasil survei Tim Kompas yang menyebut angka kemiskinan di Indonesia pada 2022, mencapai 68 persen dari populasi. Atau setara 183,7 juta jiwa. “Karena miskin, mereka tak mampu memenuhi kecukupan gizi seimbang, healthy diet, 4 sehat 5 sempurna, seperti perhitungan analisis Tim Kompas,” paparnya.

Di sisi lain, kata Anthony, menurut Bank Dunia, Indonesia seharusnya menggunakan standar garis kemiskinan internasional sebesar US$6,85, atau setara Rp37.948,5 (kurs Rp5.540/US$) per orang per hari. Atau sekitar Rp1.138.000 per orang per bulan.

Namun ada kabar baik bahwa Indonesia kini masuk negara berpendapatan menengah atas (upper middle income). Dengan pendapatan per kapita sebesar US$4.332,7 pada 2021. Negara disebut berpendapatan menengah-atas apabila pendapatan per kapita berada di kisaran US$4.046 hingga US$12.535.

“Dengan menggunakan garis kemiskinan internasional Bank Dunia ini, jumlah rakyat miskin Indonesia mencapai 168,8 juta orang. Atau 60,5 persen dari populasi; Angka ini, sedikit lebih rendah ketimbang analisis Tim Kompas berdasarkan kebutuhan gizi seimbang healthy diet FAO. Tetapi sejalan,” ungkapnya.

Menggunakan kriteria garis kemiskinan yang sama, kata Anthony, jumlah rakyat miskin di Indonesia menjadi jauh lebih besar ketimbang Vietnam yang berkategori negara menengah-bawah. Karena. pendapatan per kapita Vietnam hanya US$3.756,5 pada 2021. “Angka kemiskinan Vietnam hanya 18,7 persen dari populasi. Angka kemiskinan ini pasti sudah turun lagi pada 2022. Bisa jadi sudah di bawah 15 persen. Artinya, persentase kemiskinan Indonesia 4 kali lipat Vietnam,” ungkapnya.

Kesimpulannya, kata Anthony, sebagian besar pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya dinikmati masyarakat atas. “Sedangkan masyarakat kelompok bawah, sulit keluar dari kemiskinan. Karena dimiskinkan dengan angka-angka manipulatif,” ungkapnya.

Back to top button