Market

Penyakit ‘KKH’ di Direktorat Pajak dan Bea Cukai Rusak Citra Lapangan Banteng

Ekonom senior Rizal Ramli menyebut, lingkungan Kementerian Keuangan sedang terjangkit ‘KKH’ yang terkuak lewat kasus aset gendut milik Rafael Alun Trisambodo dan Eko Darmanto. Apa itu?

“Jadi bukan KKN lagi, tetapi KKH, yakni kekerasan, korupsi dan hedonisme.Dan, menkeu saat ini, sudah tidak punya wibawa lagi,” tegas Rizal dikutip dari sebuah tayangan Youtube, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Mantan Menko Kemaritiman di periode pertama Presiden Jokowi ini, mengaku tak yakin Sri Mulyani sebagai pemimpin tertinggi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berhasil membersihkan jajarannya.

“Filosofinya sederhana saja. Kalau ingin memberishkan meja yang kotor, pakailah lap yang bersih. Tapi kalau lapnya enggak bersih, jangan harap mejanya menjadi bersih,” terangnya.

Di mata Rizal, Sri Mulyani punya rekam jejak yang tidak bersih-bersih amat. Selanjutnya dia menyebut mega skandal Bank Century senilai Rp6,7 triliun di era Sri Mulyani menjabat Menkeu-nya SBY. “Pernah bebaskan pajak pengusaha sekitar Rp400 miliar. Jagonya Sri Mulyani itu majaki rakyat kecil, PPN naik dan utang gede. Ingat tax ratio kita sekitar 9-10 persen. D

Dirinya juga mempertanyakan 13 ribu pegawai Kemenkeu yang belum melaporkan harta kekayaannya. Jelas ini, pertanda rendahnya respek jajaran Kemenkeu terhadap pemimpinnya.

Istilah KKP yang digagas Rizal Ramli, betul. Terkuaknya rekening gendut dan hedonisme di DJP ini, dimulai dari perkara pribadi yang berujung kekerasan. Berawal dari penganiayaan oleh Mario Dandy Satrio (20), putra Rafael terhadap Cristalino David Ozora atau David (17), putra pengurus GP Ansor.

Kasus kekerasan ini ramai di media sosial yakni twitter. Informasi yang mengalir di twitter, begitu derasnya. Bak air bah di musim penghujan. Terkuaknya aksi hedon Mari Dandy mengendaraai kendaraan mewah yakni Jeep Rubicon dan motor gede Harley Davidson. Yang nilainya miliaran.

Terbongkar juga laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) milik Rafael sebesar Rp56 miliar, per 31 Desember 2021. Mencurigakan, Rafael hanya pegawai eselon III namun berharta sekelas menteri.

Apalagi, jumbonya kekayaan Rafael ini, sudah pernah dilaporkan PPATK kepada KPK dan Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemenkeu. Namun tak segera ditindaklanjuti sampai meledak kini.

Masalah kembali meletup ketika beredar foto Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo bersama anak buahnya mengendari moge. Ternyata, lembaga pengumpul pajak ini punya klub moge, namanya DJP Belasting Rijder. Berasal dari Bahasa Belanda yang berarti Belasting berarti pajak sedangkan rijder adalah pengendara.

Tahu akan hal ini, Sri Mulyani marah besar. Detik itu pula dia meminta klub moge yang identik dengan hobi orang kaya itu, dibubarkan. Karena semakin menyakiti hati rakyat.

“Punya moge tidak salah, kalau beli dengan uang halal, gajinya sendiri. Saya tanya berapa harganya? 150 juta. terus naik moge ramai-ramai. Tetapi, saya merasa tidak pantas saja. Kita harus punya empati, kepekaan. Kita harus bisa menangkap persepsi publik,” papar Sri Mulyani dalam sebuah wawancara sebuah televisi nasional.

Jagat medsos kembali dibikin heboh dengan hobi pamer tunggangan mewah dari Eko Darmanto, Kepala Bea Cukai (BC) Yogyakarta yang belakangan dicopot juga.

Harta kekayaan Eko memang tak sejumbo Rafael yang mencapai Rp56 miliar. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang dilaporkan Eko Darmanto pada 31 Desember 2021, kekayaannya mencapai Rp15,7 miliar. Ada utang Rp9 miliar, sehingga tersisa Rp6,7 miliar.

Masih berdasarkan LHKPN 2021 itu, Eko memiliki dua aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp12,5 miliar. Berada di Malang dan Jakarta Utara. Ditambah 9 unit alat transportasi senilai Rp2,9 miliar.

Eko memiliki sedan BMW 2018 seharga Rp850 juta, Mercedes Benz 2018 senilai Rp600 juta, Jeep Willys 1944 seharga Rp150 juta, Chevrolet Bell Air 1955 Rp200 juta, Toyota Fortuner 2019 senilai Rp400 juta.

Selain itu, dia memiliki Mazda 2019 seharga Rp200 juta, Fargo Dodge 1957 senilai Rp150 juta, Chevrolet Apache 1957 Rp200 juta, dan Ford Bronco 1972 seharga Rp150 juta.

Kendati demikian, tidak ada satupun moge yang dilaporkan dalam harta kekayaan Eko. Padahal, dia rutin memamerkan aksi di atas moge miliknya melalui unggahan di akun instagram @Eko_Darmanto_BC. Tak hanya moge, Eko juga diinformasikan punya pesawat Cessna.

Adalah akun twitter @logikapolitikid yang memulai postingan soal betapa tajirnya Eko. gayung bersambut, ratuan netizen menanggapinya. Setidaknya lebih dari 266 retweet dan 846 likes atas cuitan @logikapolitikid itu. Alhasil, ramailah topik #BeaCukaiHedon.

Atas hobi pamer harta di lingkungan pajak dan bea cukai itu, membuat Sri Mulyani benar-benar terpukul. Tingkah polah pegawai dua lembaga ‘basah’ itu, jelas menyakiti hati rakyat Indonesia yang masih bergelimang kekurangan.

Saat ini, begitu banyak rakyat Indonesia yang penghasilanya mepet. Tak percaya? Kalau gaji atau pendapatan mayoritas rakyat Indonesia gede-gede maka konsumsi tidak mandek di level 5 persen. Jauh lebih rendah ketimbang pertumbuhan ekonomi.

Global Financial Inclusion Index, World Bank pada 2022, menyatakan, hanya 32,75 persen pekerja di Indonesia yang mampu menyediakan dana cadangan untuk memenuhi kebutuhan minimal 7 atau sepekan.

Paling jeblok di antara negara-negara ASEAN, seperti Kamboja, Malaysia, Filipina, Thailand, bahkan Myanmar. Idealnya, sebuah negara terdapat 40 persen pekerja yang mampu menyiapkan dana cadangan untuk kebutuhan sepekan.

Artinya, gaji pekerja di Indonesia memang pas-pasan. Ini pas-pasan beneran. Bahkan mereka terpaksa harus menjadi korban pinjaman online (pinjol) demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Oh iya, dalam Economic Outlook 2023 bertema Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian di Hotel St Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023), Sri Mulyani sempat bilang, banyak pegawai pajak yang hidupnya juga pas-pasan.

Semoga saja bukan plesetan. Pas ingin ganti mobil Rubicon, duit ada. Pas mau beli rumah miliaran, uangnya aman. Atau mau nambah koleksi Harley Davidson, dananya cukup.

Back to top button