Market

Pengamat: Bagi-bagi Cuan Berkedok Program Rice Cooker Gratis

Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) menetapkan anggaran ratusan miliar untuk bagi-bagi rice cooker di akhir tahun ini. Buang-buang duit menjelang Pemilu 2024.

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengkritik keras program bagi-bagi alat penanak nasi berbasiskan listrik atau rice cooker. Program yang dijalankan mendekati Pemilu 2024 ini, ditetapkan melalui Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik bagi Rumah Tangga berupa pembagian rice cooker gratis.

“Berlakunya Permen 11/2023 bersamaan dengan tahun politik, patut diduga cuan itu akan mengalir untuk pemenangan Pilpres dan Pileg 2024. Kalau dugaan tersebut benar, maka Menteri ESDM Arifin Tasrif harus didesak untuk membatalkan program rice cooker gratis ini. Jangan sampai dana APBN digunakan untuk bagi-bagi cuan kepada perusahaan yang berkedok rice cooker gratis,” kata Fahmy, Jakarta, Senin (9/10/2023).  

Fahmy juga tak yakin, program rice cooker gratis ini, bakal sesuai dengan tujuan akhir. Yakni, mendorong penggunaan energi bersih dan menggantikan LPG subsidi (3 kilogram).

“Kementerian ESDM rencananya akan membagikan 680 ribu rice cooker gratis kepada masyarakat. Kalau harga rice cooker sekitar Rp750 ribu per unit, maka total anggarannya minimal Rp510 miliar,” kata Fahmy.

Kata dia, penggunaan rice cooker memang menggunakan listrik yang merupakan energi bersih. Namun, rice cooker hampir tidak memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon. Karena kapasitas listriknya sangat kecil. “Apalagi, kalau listrik yang digunakan rice cooker itu, berasal dari pembangkit listrik yang masih menggunakan energi kotor batu bara,” kata dia.

Selain itu, kata Fahmy, pembagian rice cooker tidak bisa menggantikan penggunaan LPG 3 kg. Karena, fungsi rice cooker hanya sebatas menanak nasi, mengukus dan memanaskan.

“Sedangkan untuk memasak lauk, bikin rendang dan lain-lainnya masih menggunakan kompor gas. Bahan bakarnya LPG 3 kg. Kesimpulannya, program rice cooker gratis tidak efektif sama sekali dalam menggantikan LPG 3kg,” terang Fahmy.

Berhubung kedua tujuan itu mustahil dicapai, kata Fahmy, jangan-jangan tujuan pembagian rice cooker gratis hanya untuk membagikan cuan kepada perusahaan yang ditunjuk untuk pengadaan dan pembagian rice cooker gratis.

Informasi saja, anggaran bagi-bagi rice cooker ini, tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2023. Dan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengesahkan program pembagian alat memasak berbasis listrik (AML) untuk 500.000 rumah tangga.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebut, program rice cooker gratis ini, sudah melalui mekanisme yang sesuai aturan. Dan, program ini ditargetkan akan dilaksanakan pada tahun ini. 
“Akan kita lakukan tahun ini,” kata Dadan, di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Kata Dadan, melalui pembagian rice cooker ini, pemerintah ingin mendorong supaya terjadi pemanfaatan energi bersih di seluruh sektor. Baik itu di industri, transportasi, hingga rumah tangga.

“Di rumah tangga juga kita dorong salah satunya dengan menggeser pemanfaatan yang misalkan sekarang gunakan yang lain (LPG), geser ke listrik,” kata Dadan. 

Back to top button