News

Pendukung Bentrok dengan Polisi, Pengadilan Batalkan Surat Perintah Penangkapan untuk Imran Khan

Pengadilan di Islamabad, Pakistan, pada Sabtu (18/3) membatalkan surat perintah penangkapan yang tidak dapat dilaksanakan terhadap mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan. Hal itu terjadi setelah para pendukung Imran bentrok besar-besaran dengan para petugas polisi.

Sekitar 4.000 petugas keamanan dikerahkan selama persidangan, ketika konvoi Imran Khan tiba dari kediamannya di Lahore, ke ibu kota Pakistan. Sebelumnya Imran dijadwalkan menghadiri pengadilan atas tuduhan menjual barang-barang hadiah negara secara tidak sah, yang diberikan kepadanya oleh para pemimpin dunia  saat menjabat dari 2018 hingga 2022.

Imran membantah tuduhan terhadap dirinya itu. Saat Imran hendak mencapai kompleks peradilan untuk mengikuti sidang, bentrokan pecah antara petugas keamanan dan pendukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf, yang mendukungnya.

Imran menandai kehadirannya dari mobilnya dan pengadilan pun mengakui kehadiran tersebut. “Sidang tidak dapat dilanjutkan dalam situasi ini,” kata Hakim Zafar Iqbal, setelah polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pendukung Imran, yang membuat pengunjung sidang menjadi sulit bernapas.

“Tanyakan pada Imran Khan, tidak perlu penembakan (gas air mata), pelemparan batu atau apa pun, Khan tandatangani (daftar hadir) dan pergilah. Semua yang berkumpul di luar pengadilan harus bubar setelah (Khan) tanda tangan,”kata Hakim.

Sidang bekas perdana menteri itu ditunda hingga 30 Maret. Sebelum mencapai Islamabad, Imran sempat mengungkapkan ketakutannya bahwa polisi dan pemerintah berencana untuk menahannya.

Pengadilan Tinggi Islamabad sebelumnya telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Imran dalam kasus tersebut karena ia tidak hadir dalam sidang sebelumnya. Atas jaminan bahwa dia akan hadir pada hari Sabtu, pengadilan memberinya perlindungan dari penangkapan.

Awal pekan ini, polisi Lahore berusaha menangkap Imran, dan petugas polisi bentrok dengan para pendukung Imran di luar rumahnya.

Di Twitter, Imran menulis bahwa “sangat jelas” pemerintah bermaksud menangkapnya. Dia menyatakan akan melanjutkan perjalanan kampanyenya ke Islamabad dan pengadilan karena dia “taat pada aturan hukum.”

“Jelas juga sekarang bahwa seluruh pengepungan Lahore bukan tentang memastikan saya hadir di hadapan pengadilan dalam sebuah kasus, tetapi dimaksudkan untuk membawa saya ke penjara sehingga saya tidak dapat memimpin kampanye pemilihan ke depan,” tulis dia.

Imran telah memimpin protes nasional sejak pemecatannya dalam mosi tidak percaya, April tahun lalu. Dia menekan pemerintahan penggantinya, Shehbaz Sharif, dengan demonstrasi yang menyerukan agar pemilu akhir tahun ini diadakan lebih awal. [Arab News]

Back to top button