Market

Aman untuk Janin, Bisnis Air Kemasan Galon Guna Ulang Sumbang PDB

Selain minim dampak lingkungan, bisnis air minum kemasan galon guna ulang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada 2022, bisnis ini menyumbang Rp460 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Berdasarkan penelitian dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat-Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM-FEB UI) pada 2022, salah satu alasan konsumen memilih galon guna ulang adalah minim dampak lingkungan. “Riset menyatakan, bahwa tanpa penggunaan galon guna ulang, 7 dari 10 konsumen akan beralih pada penggunaan kemasan sekali pakai,” ujar Peneliti Ekonomi Lingkungan, Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM-FEB UI), Bisuk Abraham Sisungkunon, Jakarta, dikutip Jumat (4/8/2023).

Bisuk menerangkan, penggunaan air minum kemasan sekali pakai justru berdampak kepada lingkungan. Karena, berpotensi meningkatkan timbulan sampah kemasan sekali pakai hingga 770.000 ton per tahun. “Akibatnya, emisi sampah plastik bertambah hingga 1.655.500 ton per tahun,” kata Bisuk.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Kebidanan dan Kandungan, dr H Muh Natsir Nugroho, SpOG, MKes, mengatakan, janin dalam rahim ibu hamil membutuhkan makanan yang seimbang. Baik protein, karbohidrat, dan lemak agar perkembangannya menjadi sehat. Dan, air minumnya harus terjaga betul.

“Kalau mau minum jangan minuman mentah tapi minum air yang sudah matang. Air yang terlalu tinggi iodiumnya juga tidak boleh dikonsumsi ibu hamil karena bisa mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya,” ujarnya.

Dia mengatakan air minum yang paling aman untuk kesehatan janin adalah air minum dalam kemasan. Hal itu disebabkan air mineral kemasan itu rasanya itu sudah dikontrol oleh laboratorium pabrik dan laboratorium kesehatan.

Dokter Spesialis Kandungan lainnya, dr M Alamsyah Aziz SPOG, MKes, KIC mengatakan, sampai saat ini, belum ada yang menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air kemasan galon isi ulang.

Hal senada juga disampaikan dokter spesialis kandungan dr Boyke Dian Nugraha, belum ada satu penelitian pun yang membuktikan bahaya penggunaan air minum galon isi ulang oleh ibu hamil. Isu itu hanya dugaan-dugaan saja. “Itu belum ada penelitiannya. Itu hanya dugaan-dugaan saja,” kata Alamsyah.

Pakar polimer dari ITB, Ahmad Zainal Abidin mengingatkan masyarakat tidak menyamakan BPA sebagai zat kimia, dengan BPA sebagai bahan pembantu dalam pembuatan kemasan galon isi ulang. Bahwa BPA sebagai zat kimia jelas berbeda pengertiannya dengan BPA yang sudah membentuk kemasan. Terkait ini, masih banyak masyarakat bahkan lembaga yang salah mengartikannya.

Back to top button