News

PDIP Singgung Drama Politik: Sutradaranya Jokowi, Aktornya Anwar Usman

Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira mengkritisi pernyataan Presiden Widodo (Jokowi) yang menilai dinamika politik di Tanah Air saat ini diwarnai banyak sandiwara layaknya drama korea (drakor). Andreas justru menyentil Jokowi sebagai sutradara yang membuat alur politik di Indonesia kacau imbas polemik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor  90/PUU-XXI/2023 yang memberikan karpet merah kepada Gibran Raka Buming Raka lolos syarat menjadi calon wakil presiden (cawapres).

“Siapa sutradaranya, siapa membuat drama ini, Siapa membuat drama terjadi sehingga membuat tiap orang perhantian yang muncul sekarang banyak orang ada rasa kecewa, rasa sakit hati, ada rasa marah dan ada juga gembira,” kata Andreas dalam sebuah diskusi seputar MK, Jokowi, dan PDIP di Kantor Para Syndicate, Jalan Wijaya Timur, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023).

Andreas kemudian menuding Hakim Konstitusi Anwar Usman yang sudah dicopot dari ketua MK, sebagai aktornya. Ia pun cukup senang akhirnya Ipar Jokowi itu dicopot dari Ketua MK sehingga tak dapat bermain peran dalam penanganan sengketa Pilpres 2024 nantinya.

“Saya senang sedikit aktor drama dikeluarkan meski tidak dipecat,” ucap Andreas.

Dalam diskusi ini, Andreas turut menyinggung soal drama Jokowi dan upaya memperpanjang masa jabatan hingga tiga periode yang sempat mencuat beberapa waktu lalu.

Diketahui, saat berpidato pada acara Hari Ulang Tahun ke-59 Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (6/11/2023), Presiden Jokowi mengatakan, politik di Indonesia belakangan terlalu banyak diisi drama bak sinetron televisi. Padahal, Jokowi ingin Pemilu 2024 diisi dengan adu gagasan untuk kemajuan bangsa.

“Saya lihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakor (drama Korea)-nya. Terlalu banyak sinetronnya. Mestinya kan pertarungan gagasan, pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan,” kata Jokowi.

Meski demikian, Jokowi tidak mau meneruskan pandangannya terkait kondisi politik saat ini karena khawatiur pernyataannya disalahartikan.

Back to top button