News

Nenek dari Pemuda yang Tewas Ditembak Polisi Minta Demonstran Hentikan Aksi Unjuk Rasa

Nenek dari pemuda yang tewas ditembak oleh polisi Paris meminta para demonstran di Prancis untuk menghentikan aksi mereka setelah malam kelima unjuk rasa.

Menurut Nadia –nenek dari Nahel– para demonstran menggunakan alasan kematian cucunya pada Selasa pekan lalu (27/6/2023) sebagai alasan untuk membuat kerusuhan. Oleh karena itu, kata dia, pihak keluarga ingin ketenangan kembali berjalan.

“Saya katakan kepada mereka untuk berhenti. Nahel sudah meninggal. Putri saya mengalami kehilangan… dia seperti tak punya kehidupan lagi (setelah kehilangan putranya),” ujar Nadia kepada saluran televisi BFM TV, Minggu (2/7/2023) seperti dilansir Reuters.

Sebelumnya, demonstrasi berujung kerusuhan terkait kematian Nahel meluas di wilayah Prancis pada akhir pekan lalu. Lebih dari 1.300 orang ditangkap aparat kepolisian buntut kerusuhan tersebut.

Mengutip CNN, Senin (3/7/2023), Kementerian Dalam Negeri Prancis menyatakan sudah ada 1.311 orang yang ditangkap aparat sejak demonstrasi dilancarkan pada Rabu (28/6/2023). Namun, sejumlah media lokal memprediksi ada lebih dari 2.000 orang yang sudah ditangkap.

Pemerintah Prancis juga menyatakan setidaknya 250 anggota polisi terluka selama mengamankan aksi unjuk rasa di sejumlah wilayah. Ada 58 serangan yang dilancarkan secara langsung kepada aparat. Setidaknya ada dua anggota polisi yang tertembak saat bertugas mengamankan aksi di Vaulx-en-Velin, pinggiran Kota Lyon.

Berdasarkan catatan pemerintah Prancis, unjuk rasa mengakibatkan 2.560 titik kebakaran di jalan-jalan umum. Sebanyak 1.350 di antaranya adalah mobil yang terbakar dan 234 bangunan.

Dalam menangani aksi di berbagai lokasi, kepolisian Prancis mengerahkan lebih dari 40.000 personel yang dikirimkan ke berbagai wilayah yang tengah membara.

Unjuk rasa yang terjadi secara meluas di Prancis merupakan aksi protes atas penembakan remaja berusia 17 tahun bernama Nahel hingga tewas oleh anggota kepolisian di pinggiran Kota Paris pada Selasa pekan lalu.

Berdasarkan video yang beredar, dua anggota polisi terlihat tengah berdiri di dekat mobil. Salah satu personel lalu menembakkan senjatanya ke arah sopir.

Polisi yang melakukan itu telah meminta maaf dan kini tengah diproses secara hukum. Akan tetapi, masyarakat tetap melancarkan aksi protes secara meluas di berbagai wilayah.

Imbas kerusuhan yang terjadi, Presiden Prancis Emmanuel Macron sampai memutuskan menunda kunjungan luar negerinya. Dia sebelumnya dijadwalkan mengunjungi Belgia pada Jumat (30/6/2023) dan Jerman pada Minggu kemarin.

Back to top button