News

NasDem Belum Menyerah, Bujuk Yenny Wahid Jadi Bacawapres Anies

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem, Ahmad Effendi Choirie atau Gus Choi pantang menyerah mengusulkan sosok dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies Baswedan.

Setelah melakukan upaya pendekatan ke Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa dan tidak memiliki kepastian, NasDem mengaku masih membidik Yenny Wahid, meski yang bersangkutan sempat menunjukkan gestur keengganan mendampingi Anies.

“Intinya tidak ada kepastian atau tidak ada progres yang positif dari dia (Khofifah). Karena itu selanjutnya kami menemui figur NU lainnya, yang lebih muda dan juga punya kapasitas tinggi Mbak Yenny Wahid,” kata Gus Choi, kepada Inilah.com di Jakarta, dikutip Minggu (23/7/2023).

Ia mengklaim sudah melakukan pertemuan kepada yang bersangkutan untuk menawarkan posisi bacawapres. Menurutnya, dirinya sudah bertemu Yenny Wahid sebanyak tiga kali ditemani Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali.

“Dalam obrolan bertiga (Ahmad Ali, Mbak Yenny dan saya) Mbak Yenny merespon positif. Untuk ketiga kali, Kak Ahmad Ali kembali menemui Mbak Yenny. Selanjutnya tentu semua disampaikan ke Anies,” jelas dia.

Sementara itu, kabar baik tersebut juga telah disampaikan kepada ketua umum partai Nasdem, Surya Paloh. Saat ini, NasDem menyerahkan kepada Anies untuk menentukan pendampinya di pilpres 2024.

“Sekarang terserah sepenuhnya Mas Anies dan ketua umum tiga partai koalisi. Pilih Mba Yenny, mas AHY, Kang Aher atau lainnya. Kita tunggu. Belum mendesak. Belum darurat. Sabar,” tutur dia.

Diketahui, elektabilitas Anies terbilang rendah di Jawa Tengah (Jatim) dan Jawa Timur (Jatim). Untuk itu NasDem berpandangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu butuh pendamping berdarah NU jika ingin menang dalam kontestasi Pilpres 2024.

Adapun tokoh NU yang saat ini dapat diperhitungkan adalah Khofifah dan Yenny Wahid. Akan tetapi, Khofifah secara tegas menolak untuk dicalonkan menjadi pendamping Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

Demikian juga dengan Yenny Wahid. Meski tak secara eksplisit menolak, namun dari responsnya terlihat ada keengganan Yenny untuk dipasangkan dengan Anies. “Saya kan nggak punya apa-apa, yang saya punya satu, mungkin dianggap masih ada sedikit reputasi, itu pun karena nebeng bapaknya, kira-kira kan gitu, ini harus saya jaga,” ucapnya di UGM, Yogyakarta, Jumat (7/7/2023).

Lebih lanjut, ia malah balik mempertanyakan apakah memang Anies sudah pasti bisa mencalonkan diri sebagai capres. Ia pun menganalogikan politik Indonesia seperti jualan barang. Suatu barang akan sulit terjual jika tidak ada perusahaan yang mau menjual barang tersebut.

“Memangnya mas Anies Baswedan sudah pasti bisa nyalon belum tentu juga. Memangnya Pak Prabowo sudah pasti bisa nyalon belum tentu juga, ini semua masih jauh, Belandanya masih jauh, santai dulu ngopi-ngopi wae,” tuturnya.

Sejauh ini, menurutnya, partai yang memiliki capres hanya dua partai, PDIP dan Partai Gerindra. Namun, Partai Gerindra masih dinilai sulit mengusung Prabowo Subianto sebagai capres lantaran tak memenuhi presidential threshold, sehingga masih harus menggandeng partai lain agar tercukupi.

“Yang lengkap semua ada distribusi, ada ekspedisinya, semuanya produksinya sendiri itu PDIP, yang dua lagi kan belum, Pak Anies apalagi enggak punya dia PT, jadi ini semua belum pasti, kalau belum pasti ya tunggu saja lah tinggal beberapa bulan lagi,” kata dia.

Back to top button