News

Imbas Pragmatisme Parpol, Eks Napi Korupsi Berbondong-bondong Nyaleg

Sikap pragmatis dari partai politik (parpol) peserta pemilu menjadi faktor terbesar yang memicu banyaknya eks narapidana atau napi kasus korupsi mendaftarkan diri menjadi calon anggiota legislatif (caleg) di pemilu 2024.

Menurut Pengamat Hukum Pemilu dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia Titi Anggraini, parpol sejatinya merupakan penyaring bagi rekrutmen politik yang diharapkan meghasilkan figur-figur terbaik.

“Tetapi kan parpol di tengah sistem kompetisi yang sangat kompetitif, dinamis, dan juga bisa dikatakan butuh biaya besar mengambil pendekatan yang paling pragmatis dan memungkinkan untuk memenangi kursi,” kata Titi dikutip Kamis Rabu (31/8/2023)

Titi menjelaskan, para mantan koruptor tersebut ditopang oleh kekuatan modal finansual dan mempunyai jejaring yang luas. Hal ini mengakibatkan penyaringan secara selektif di partai politik dinilai tidak bekerja.

“Jadi ruang yang masih diberikan partai untuk merekrut mantan terpidana, itu adalah kontributor terbesar masih maraknya mantan terpidana dicalonkan,” jelas dia.

Selain itu, Titi menuturkan para mantan koruptor tersebut mempunyai tingkat keterpilihan yang tinggi. Oleh karena itu, dengan minimnya transparansi soal latar belakang (bacaleg), masyarakat hanya mengandalkan calon yang mereka kenal melalui baliho-baliho yang tersebar menampilkan wajah para bacaleg.

“Jadi kadang-kadang masyarakat pemilih pendekatannya sederhana saja mengandalkan orang yang mereka kenal, balihonya, banyak posternya banyak lalu tampilan media sosialnya menarik begitu ya, dan situasi itu disayangkan saat ini diperburuk dengan sulitnya publik mendapatkan akses riwayat hidup pada caleg,” ujar Titi menambahkan.

Sebelumnya, Titi menganggap menganggap Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat ini mengalami kemunduran. Sebab, KPU tak membuka rekam jejak daftar riwayat hidup bacaleg untuk Pemilu 2024.

“Jadi ini kemunduran ya karena di 2014-2019, profil caleg itu sudah bisa diakses sejak daftar calon sementara (DCS). Bahkan ada banyak sekali inisiatif masyarakat yang bisa dilakukan dengan ketersediaan profil caleg sejak masa DCS,” ucap Titi.

Back to top button