Hangout

Minim Artis di Kampanye Akbar AMIN di JIS, Ramzi: Kami Datang untuk Berjuang Bukan Bekerja

Kampanye akbar pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), yang berlangsung di Jakarta International Stadium (JIS) pada Sabtu, (10/2/2024), telah berhasil menarik perhatian ratusan ribu pendukung dari seluruh Indonesia. Berbeda dengan kampanye pasangan calon lain yang kerap dimeriahkan kehadiran artis-artis ternama, kampanye AMIN ini justru minim kehadiran figur publik dari dunia hiburan.

Namun, semangat yang menggelora tidak berkurang, dipimpin oleh dua tokoh publik yang juga merupakan calon legislatif dari partai pengusung, Narji dari PKS dan Ramzi dari Partai NasDem. Keduanya bertindak sebagai pemandu acara bersama Feni Rose, mengajak massa untuk bersuara bagi perubahan dan kebaikan yang berkelanjutan.

“Kita yang ingin perubahan mana suaranya? Kita yang ingin melanjutkan kebaikan mana semangatnya?” seru Ramzi, menggugah semangat hadirin yang memenuhi JIS sejak dini hari.

Dalam sebuah momen penuh semangat, Narji menyoroti minimnya kehadiran artis dalam kampanye tersebut, seolah menantang norma kampanye politik yang lazim. “Ni ngomong-ngomong artis di sini cuma dua, yang lain ga berani apa? Artis di Indonesia banyak, yang di sini cuma dua, kemana temen lu Zi? Temen lu kemane?” tanya Narji, menciptakan suasana interaktif dengan Ramzi dan audiens.

Ramzi, dengan penuh semangat, menjawab tantangan tersebut dengan menyatakan bahwa kehadiran mereka bukan untuk bekerja, melainkan untuk berjuang.

“Hati berbicara. Kami sedang berjuang bukan sedang bekerja,” katanya, mendapatkan sambutan hangat dari massa.

Sementara itu, kampanye pasangan calon lain di Pilpres 2024 juga tidak kekurangan dukungan dari kalangan artis. Paslon nomor urut 02 mendapatkan dukungan dari nama-nama seperti Raffi Ahmad, Ria Ricis, Atta Halilintar, Andre Taulany, dan Dewa 19.

Sedangkan paslon nomor urut 03 didukung oleh Krisdayanti, band Slank, Cak Lontong, Thariq Halilintar, dan Fuji, menunjukkan betapa seni dan politik berjalan beriringan dalam pesta demokrasi.

Back to top button