Pelatih Timnas Lebanon, Miguel Moreira, kembali mengungkapkan kekhawatiran terkait kondisi cuaca setelah timnya menghadapi Timnas Indonesia U-22 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/4/2023).
Dalam laga uji coba tersebut, Lebanon berhasil meraih kemenangan 2-1 atas Garuda Muda. Dua gol tim Lebanon dicetak oleh Mohammed Mahdi pada menit ke-89 dan Mohammad Nasser di babak perpanjangan waktu.
“Kami mengalami jet lag dan juga iklim tropis yang berbeda dengan Lebanon. Kami menyadari hal ini sejak sesi latihan di Indonesia dan berusaha melakukan aklimatisasi karena kami tahu 30 hingga 40 menit pertama akan sangat sulit,” ungkap Miguel seusai pertandingan.
Meskipun telah mempersiapkan diri selama latihan, Miguel mengakui bahwa adaptasi terhadap cuaca belum berjalan dengan baik. “Dengan temperatur dan kelembaban udara di sini, kami mempersiapkan diri, tetapi ternyata kami tetap kesulitan. Pemain kami kesulitan bermain di stadion ini, ini merupakan pengalaman yang baik,” jelas Miguel.
Namun, pelatih asal Portugal tersebut mengaku terkesan dengan kesempatan untuk bermain di Indonesia. Miguel secara khusus memuji fasilitas infrastruktur sepak bola yang ada di Tanah Air.
“Sayangnya kami tidak memiliki infrastruktur seperti ini di Lebanon, 95 persen pertandingan biasanya dimainkan di rumput alami seperti ini, sangat bagus,” kata Miguel.
Sehari sebelum pertandingan, Miguel memprediksi laga melawan Garuda Muda akan berjalan sulit. Hal ini disebabkan oleh kesulitan pemain Lebanon beradaptasi dengan cuaca di Indonesia, khususnya di Jakarta.
“Saya pikir kedua tim akan menghadapi masalah, tetapi masalah lebih besar untuk kami karena temperatur dan kelembaban udara,” ungkap Miguel.
Kekhawatiran Miguel cukup beralasan, mengingat suhu di Lebanon cenderung lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Pada bulan Maret, suhu di negara yang memiliki ibu kota Beirut ini biasanya berkisar antara 2-18 derajat Celcius. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang rata-rata mencatat suhu tertinggi bisa mencapai 32 derajat Celcius.
