Hangout

Meraup Cuan dari Bisnis Konser Musik

“Satu hal yang baik tentang musik, ketika menyentuh Anda, tidak akan ada rasa sakit,” kata Bob Marley.

“Saya pikir musik itu sendiri menyembuhkan. Itu adalah ekspresi kemanusiaan yang meledak-ledak. Itu adalah sesuatu yang membuat kita semua tersentuh. Tidak peduli dari budaya mana kami berasal, semua orang menyukai musik,” kata Billy Joel.

Kalimat tersebut seakan benar adanya. Musik menjadi magnet pemersatu dari beragam kalangan, mulai genarasi muda hingga tua. Alih-alih menjadi salah satu stimulus untuk refresh otak, industri musik menjadi sebuah bisnis besar yang menjanjikan meraup cuan. Banyak orang yang bisa menjalankan hidup dengan mapan berkat berkarya di dunia musik.

Tidak heran, jika bisnis musik yang semakin ramai dikemas dalam bentuk konser menjadi sebuah wadah yang menguntungkan. Sebut saja, lebih dari ratusan orang akan terlibat dalam sebuah hingar bingar konser megah yang terselenggara di sebuah tempat atau kota besar. Terlebih ketika artis dan musisi yang didatangkan memiliki nama besar di industri musik dunia.

Salah satu yang memiliki andil besar dari sebuah konser musik adalah promotor. Mengutip dari liveabout, Jakarta, Selasa (16/05/2023), promotor musik adalah seseorang yang mempublikasikan dan mempromosikan pertunjukan. Promotor mengatur pertunjukan, band atau artis dan mengiklankan pertunjukan untuk mendatangkan penonton yang membayar dan mendapatkan keuntungan.

Apa yang Dilakukan Promotor Musik?

Promotor musik bekerja dengan artis atau manajer band untuk merencanakan acara. Mereka setuju untuk mengadakan suatu acara dan mencari tempat yang sesuai untuk pertunjukkan musik dengan skala yang diinginkan.

Promotor menegosiasikan biaya apa pun untuk artis dan kemudian mempublikasikan acara itu melalui iklan radio, televisi, digital, atau email. Promotor musik memastikan para artis memiliki semua yang mereka butuhkan di luar panggung, dari kamar hotel hingga sound check.

Promotor biasanya membuat kontrak yang menguraikan ketentuan perjanjian, termasuk biaya yang harus dibayarkan kepada promotor, tanggal dan waktu latihan, durasi penampilan band, dan tuntutan lainnya.

Dalam sebuah pertunjukkan konser musik, biasanya yang paling ditunggu-tunggu dari calon penonton adalah sosok artis atau band yang didatangkan promotor serta harga tiket yang dibandrol.

Masih hangat diperbincangkan hingga saat ini adalah kedatangan band asal Inggris, Coldplay yang terbentuk pada 1997 itu ke Indonesia. Band yang digawangi oleh Chris Martin (Vokal), Jonny Buckland (Gitar), Guy Berryman (Bass), dan Will Champion (Drum) itu memiliki setidaknya sembilan album hits, Parachutes (2000), A Rush of Blood to the Head (2002), X&Y (2005), Viva la Vida or Death and All His Friends (2008), Mylo Xyloto (2011), Ghost Stories (2014), A Head Full of Dreams (2015), Everyday Life (2019), dan Music of the Spheres (2021).

Parachutes menjadi album yang pertama kali meledak dengan single Yellow. Album tersebut mengantarkan Coldplay berhasil meraih Penghargaan Grammy untuk Album Alternatif Terbaik. Tidak hanya itu, Coldplay punya banyak single hits yang bisa dinyanyikan bersama saat Anda menonton konsernya. Rencananya, pada 15 November 2023, Coldplay bakal menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Kabar tersebut benar-benar membuat kegirangan para penggemar musiknya. Belum selesai kejutan pengumuman kepastian Coldplay konser di Jakarta, belakangan harga tiket konser beserta tempat duduk setiap kelas yang dijual menjadi hangat diperbincangkan. Mulai dari di tempat parkir, warung kopi, tempat nongkrong orang tua murid ketika menjemput anak sekolah, hingga restoran sushi ternama yang terdengar sayup-sayup antar meja berbincang tentang rencana membeli tiket band yang paling berpengaruh pada abad ke-21 itu.

Harga tiket konser Coldplay yang dibandrong sebelum pajak cukup fantastis. Mulai dari Rp800 ribu hingga Rp11 juta. Para penggemar Coldplay yang tumbuh besar di era-90an semakin bergejolak ketika melihat harga yang dibandrong tidak murah. Bahkan, penggemar yang berstatus menjadi seorang ibu dan memiliki anak sekolah, harus mengikhlaskan band kesayangannya manggung di Jakarta tanpa menyaksikannya.

Hal ini karena saat waktu pembelian tiket, 17 Mei 2023, adalah saat para orang tua murid tengah mempersiapkan buah hatinya untuk kenaikan kelas. Biaya daftar ulang sekolah, biaya masuk sekolah, hingga pengeluaran sekolah menjadi salah satu yang wajid diutamakan.

Fenomena FOMO

Lantas, bagaimana mereka yang sangat ingin nonton konser hanya karena memiliki sifat FOMO atau Fear Of Missing Out adalah rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu? Fenomena FOMO menjadi salah satu yang bisa menjerumuskan diri sendiri. Misalnya, padahal tidak terlalu mengikuti perkembangan perjalanan Coldplay di dunia musik, tetapi ingin eksis di media sosial. Pamer lewat Instagram, Insta Story, Twitter, Facebook, hingga Whatsapps Story hanya untuk aktualisasi diri mendapat pengakuan dari orang lain.

Banyak warganet yang berbagi komentar di laman Instagram ketika harga tiket konser Coldplay di Jakarta mulai dikeluarkan oleh promotor PK Entertaiment.

Adek-adek yang cuma tahu lagunya “A OA OA” jangan fomo ya, kasian kakak kakak 80-90an yg udah jadi ibu bapak mau nonton wkwkwkw,” tulis akun aldikachydnsa di kolom komentar @pkentertainment.

Ada pula yang berkelakar soal jual ginjal untuk nonton konser hingga komentar tentang pengajuan pinjaman online (pinjol) untuk membeli tiket yang tidak tergolong murah itu bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Terlihat lewat tiktok, Instagram, beberapa video singkat di sosial media lainnya mengungkapkan apapun dilakukan untuk menonton konser. Seperti cuti dari kantor sejak lama, dan siap mengeluarkan uang berapapun untuk menonton konser.

Para pebisnis konser menangkap peluang ini, dan beberapa kali konser berhasil meraup untung. Karena gaya hidup, dan FOMO inilah, berapapun tiket yang dijual akan habis dibeli orang.

Tidak hanya terbatas dari bisnis konser, perbankan juga menawarkan pinjaman bahkan pinjol juga siap membantu bagi siapa saja yang membutuhkan dana ini. Selain itu hotel juga sudah menyiapkan paket khusus bagi penonton yang ingin lebih dekat dengan lokasi konser. Mereka ikut menari-nari mencoba meraup untung juga.

Indonesia surganya konser musik

Indonesia bisa dibilang menjadi negara yang menjadi surganya konser musik. Sebut saja grup musik cadas asal California, AS, Metallica mendapat banyak pujian dan berlangsung aman saat dipentaskan Minggu (25/08/2013) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Saat itu, Metallica berhasil membakar Jakarta dengan sedikitnya 18 lagu hits mereka tanpa jeda. Konser yang berlangsung 2 jam tersebut berhasil membuat “Eargasm” para pecinta musik cadas. Sound, tata cahaya panggung, dan penampilan Metallica disebut menjadi pertunjukkan konser yang paling sempurna seperti pertunjukkan kelas dunia.

Tidak tanggung-tanggung, Katy Perry menggelar konser di Indonesia sebanyak tiga kali. Pertama kali Katty Perry menyapa penggemar di Indonesia dengan menggelar konser California Dreams Tour pada 19 Januari 2012 di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat. Kemudian, Katty Perry juga tampil pada 9 Mei 2015 lewat konser Prismatic World Tour di ICE, BSD. Selanjutnya, pelantun lagu “Hot N Cold” itu kembali menggelar konser di ICE, BSD, pada 14 April 2018.

Belum lama ini, yang paling heboh adalah gelaran konser Blackpink. Ini bisa dibilang menjadi sebuah konser besar disaat pandemi COVID-19 sudah semakin melandai kasusnya. Masyarakat seperti menjadi kuda lepas dari kendali. Digelar selama dua hari, konser Blackpink di SUGBK, Jakarta selalu penuh dengan penonton.

Girl group asal Korea Selatan itu menyapa penggemarnya di Indonesia dalam gelaran Blackpink World Tour (Born Pink) in Jakarta. Konser yang diadakan selama dua hari, 11-12 Maret 2023 ini sukses memuaskan para Blink, sebutan untuk penggemar Blackpink.

Born Pink World Tour adalah konser kedua Blackpink di Indonesia. Sebelumnya, pada Januari 2019 Blackpink pernah melakukan konser di Indonesia dalam agenda tur yang bertajuk In Your Area World Tour. Konser tersebut digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang pada 19-20 Januari 2019. Tiket konser Blackpink dibandrol mulai dari Rp 1.350.000 hingga Rp 3.800.000. Terbukti konser tersebut lancar dan banyak menyedot perhatian masyarakat. Euphoria konser Blackpink sangat terasa hingga di sosial media yang berhamburan video-video singkat cuplikan penampilan Blackpink di panggung yang super megah saat itu.

Pengamat musik Ryan Kampua menjelaskan, ini menjadi sebuah bukti bahwa industri musik di Indonesia kembali hidup usai terpaan dasyatnya pandemi COVID-19.

“Yang pasti dengan banyaknya pagelaran musik happy banget ya. Apalagi sudah enggak ada larangan-larangan kita bermasker terus juga jaga jarak dan ini bagus sekali buat membangun energi secara optimis,” kata Ryan kepada Inilah.com, Jakarta.

kemudian, ini menjadi sebuah momen yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kembali merasakan dentuman sound yang menggelora dan menusuk kalbu. Tata cahaya panggung yang disajikan secara langsung, bisa membuat tubuh kembali segar dan seperti mendapatkan energi baru usai menyaksikan idola Anda tampil di atas panggung.

“Mungkin tiga tahunlah kita nggak pernah rasakan itu karena efek dari pandemi tadi,” tambah Ryan.

Panik Beli Tiket Konser Namun Terlilit Hutang

Nonton dan memuaskan gaya hidup sih boleh-boleh saja, tetapi harus mempertimbangkan dengan cermat. Jangan sampai karena membeli tiket konser yang harganya selangit, kemudian terlilit utang atau barang-barang yang Anda miliki terpaksa dijual untuk memuaskan kebutuhan hiburan dan gaya hidup itu.

“Pastikan kamu benar-benar belanjakan uang kamu karena ini beneran source of happiness-mu, bukan karena trend atau orang lain,” kata Ghita Argasasmita, RFA, Financial Planner kepada Inilah.com.

Masih menurut Ghita, setiap orang memiliki prioritas dalam mengeluarkan uang. Namun, Ghita mengingatkan ada baiknya tidak memilih untuk berhutang untuk membeli tiket konser.

“Ada uangnya, dan prioritas lain yang lebih penting seperti dana darurat dan bayar hutang beres. Jangan berhutang buat hal yang konsumtif, apapun itu,” tambahnya.

Masih menurut Ghita, Ada baiknya Anda memiliki rumus jitu dalam mengatur pendapatan Anda untuk pengeluaran yang penting sehingga tidak pusing memikirkan banyak hutang.

“Jarus punya budgeting pengeluaran, 40 persen untuk kebutuhan primer, 30 persen maksimal cicilan, 20 persen untuk nabung dan investasi, 10 persen untuk kebutuhan sekunder,” paparnya.

Jangan sampai setelah menonton konser Coldplay, Anda lalu merasakan timbulnya rasa penyesalan karena memiliki beban utang yang lebih banyak. Hal tersebut bisa timbul karena fenomena FOMO dan kita gaya flexing (pamer kemewahan yang dimilikinya) sesaat. Sementara para pebisnis konser tersenyum gembira karena berhasil meraup pundi-pundi keuntungan.

Back to top button