Market

Menuju Indonesia Emas, Ekonom Dukung Prabowo Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen


Ekonom Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra menilai, pemerintah Indonesia perlu memasang target ekonomi tinggi-tinggi demi meraih Indonesia Eamas pada 2045.

Berdasarkan survei Global Risk Report 2024 oleh World Economic Forum terhadap 1.500 ahli ekonomi di seluruh dunia, dalam dua tahun ke depan, risiko ekonomi tertinggi yang dihadapi dunia adalah inflasi, penurunan ekonomi, dan berkurangnya kesempatan kerja.

“Ketika pemerintahan Prabowo-Gibran menjanjikan pertumbuhan ekonomi tinggi, sebesar 7-8 persen per tahun pada tahun ke-3 atau ke-4 pemerintahannya, itu sangat positif. Langkah terobosan yang jitu untuk menjawab tantangan ekonomi, seperti disampaikan WEF untuk Indonesia,” papar Gede, Jakarta, Senin (8/4/2024).

Pertumbuhan ekonomi 7-8 persen terutama dapat menjawab masalah penurunan ekonomi dan berkurangnya kesempatan kerja. Untuk tantangan inflasi, Indonesia kelihatannya tidak begitu bermasalah, IHK tahun 2023 tercatat 2,6 persen, termasuk yang terendah ke-4 di Dunia.

Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023, kata dia,  sebesar 4,97 persen, masih yang tertinggi ke-5 di dunia. Di bawah India 6,33 persen, Bangladesh 6,03 persen, China 5,01 persen, dan Filipina 5,32 persen.

Besaran, pertumbuhan tersebut belum sanggup untuk mengimbangi pertambahan pencari kerja di dalam negeri. Di Indonesia, berdasarkan data 2023, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi setara dengan penyerapan 570 ribu lapangan kerja baru.

Setiap tahun, kata Gede Sandra, di Indonesia terdapat 4 juta pencari kerja baru. Artinya dengan 4,97 persen pertumbuhan ekonomi seperti 2023, hanya akan terserap 2,8 juta pencari kerja dari 4 juta tersebut.

Sementara 1,2 juta pencari kerja yang tidak terserap, kata dia, terpaksa menganggur atau masuk ke sektor informal. 
Perlu tambahan setidaknya 2,1 persen untuk menyelesaikan masalah 1,2 juta pencari kerja yang setiap tahun tidak terserap.

Pertumbuhan ekonomi 7-8 persen, atau tambahan 2-3 persen pertumbuhan dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Bila pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat stabil 7 persen selama tahun-tahun berikutnya, maka pada tahun 2041 Indonesia sudah bisa masuk kelompok negara berpendapatan tinggi atau dengan kata lain menjadi negara maju.

“Bila pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil 8 persen, maka Indonesia dapat masuk menjadi Negara Maju lebih tiga tahun lebih cepat yaitu pada 2038,” kata Gede.

Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, lanjutnya, semakin cepat Indonesia. Memperkaya masyarakatnya, menyelesaikan masalah pengangguran dan juga masalah kemiskinan, menuju masyarakat makmur seperti dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

“Jadi pertumbuhan ekonomi 7-8 persen memastikan kemakmuran Indonesia terwujud sebelum sebelum datangnya Indonesia Emas pada 2045,” kata Gede.    

 

Back to top button