Market

Menteri Bahlil Merasa Uni Eropa tak Mau Indonesia Jadi Negara Maju

Di tengah derasnya gugatan Uni Eropa melalui World Trade Organization (WTO)  terhadap rencana hilirisasi mineral mentah, pemerintah bakalan melawan. Indonesia bisa menjadi negara maju bila konsisten menjalankan hilirisasi mineralnya.

Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia saat menerima kunjungan 50 mahasiswa pascasarjana Harvard University, Amerika Serikat, di kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Senin (9/1/2023).

Menteri Bahlil membeberkan ketidakadilan yang diterima Indonesia terkait kebijakan hilirisasi yang diterapkan sebagian negara maju, termasuk Uni Eropa. “Saya jujur mengatakan, saya bingung dengan cara berpikir dari sebagian negara-negara maju. Ketika Indonesia memperjuangkan untuk hilirisasi memberikan nilai tambah dan kolaborasi dengan pengusaha-pengusaha lokal, sebagian negara-negara tersebut tidak mau,” kata Menteri Bahlil, melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (10/1/2022).

Ditegaskan Menteri Bahlil, negara maju sangat paham bahwa sebuah negara berkembang bisa berubah menjadi negara maju, salah satu instrumennya adalah melakukan hilirisasi.

Menteri Bahlil juga menjelaskan arah kebijakan investasi di Indonesia. Saat ini, pemerintah Indonesia fokus pada industri hilirisasi dengan pendekatan energi hijau dan industri hijau. Akan tetapi, langkah Indonesia dalam memperjuangkan hilirisasi tersebut tidak sepenuhnya memperoleh dukungan dari negara-negara maju.

Pemerintah Indonesia pun menghadapi gugatan dari Uni Eropa melalui WTO terkait keputusan Presiden Jokowi melarang ekspor bijih nikel sejak 2019.

Menteri Bahlil memberikan contoh kebijakan yang lebih dulu dilakukan negara-negara maju seperti Inggris, China, dan Amerika dalam melakukan hilirisasi dalam rangka menjaga kedaulatan industri di negaranya masing-masing.

“Inggris di abad ke-16 ketika mereka memberhentikan ekspor wool sebagai bahan baku tekstil. Amerika di abad ke-19 dan 20 begitu juga. Mereka menggunakan pajak progresif untuk impor dalam rangka menjaga kedaulatan industrinya lebih bagus. China di tahun 1980-an itu aturan TKDN-nya 80 persen dan industrinya bagus sekarang,” ujar Menteri Bahlil.

Saat ini, kata Menteri Bahlil, sudah saatnya bagi negara maju maupun negara berkembang membangun kolaborasi dan kerja sama yang baik, dalam rangka membangun ekonomi dunia yang lebih adil dan merata, dengan memperhatikan pada energi hijau dan industri hijau.

“Kami optimistis Indonesia akan menjadi negara hilirisasi di kawasan Asia Tenggara yang fokus pada pengelolaan sumber daya alam,” tuturnya.

Back to top button