News

Mengenal Cugenang, Daerah yang Terparah Terdampak Gempa Cianjur

Cugenang merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Nama Cugenang mulai dikenal masyarakat luas di luar Cianjur karena menjadi titik terjadinya bencana gempa bumi yang menewaskan ratusan orang pada Senin (21/11/2022). Di Kecamatan Cugenang yang membawahi 16 desa ini, terdampak gempa yang kondisinya paling parah.

Kepala Seksi Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Cugenang, Muhammad Hari Ramdan Mulyadi mengungkapkan, dari 16 desa di Kecamatan Cugenang, jumlah korban meninggal terbanyak sampai saat ada di Desa Cibulakan, yaitu sebanyak 85 orang.

“Yang urutan kedua Desa Gasol sebanyak 62 orang, ini pun masih bisa bertambah. Kalau dari data sekarang yang kita dapat jumlah total korban meninggal akibat gempa Cianjur sampai hari Rabu sebanyak 399 orang, itu bisa bertambah,” ungkap Hari Ramdan saat ditemui Inilah.com di Kantor Kecamatan Cugenang, Rabu (23/11/2022).

Ia menyebutkan Cugenang adalah daerah agraris karena mata pencaharian sebagian besar penduduknya bertani dan berkebun. “Aktivitas mayoritas penduduk yang berjumlah 105.777 warga di Cugenang didominasi petani yang menanam sayuran,” ujarnya.

Saat terjadi tragedi gempa bumi, kata dia, banyak warga yang sedang berada di kebun maupun ladangnya masing-masing. “Di sini banyak perkebunan dan pertanian seperti tanaman sayuran, pas kejadian (gempa) itu sebagian warga sedang beraktivitas di kebun atau sawah,” terang Hari Ramdan.

Menurut dia, pihaknya sudah sering mengimbau masyarakat untuk berhati-hati. Sebab selain tanahnya labil, lahan pertanian atau perkebunan banyak terletak di pinggiran tebing yang rentan longsor. Banyaknya masyarakat yang bertani dan berkebun terlihat dari pemanfaatan lahan di Cugenang. Dari luas total 6.600 hektare, lahan yang dimanfaatkan untuk sawah seluas 1.800 hektare dan untuk perkebunan 2.400 hektare.

“Tanahnya labil. Imbauan sudah kami sampaikan ke kepala desa masing-masing terkait dengan kondisi kontur tanah,” kata Hari Ramdan.

Kini, dengan terjadinya gempa yang mengguncang Cianjur, masyarakat khususnya warga Cugenang juga dibayang-bayangi bahaya longsor akibat tanah yang labil. Gempa bumi yang terjadi juga berdampak pada longsor di perbukitan yang saat ini timbunan longsorannya menutup jalan Cugenang yang mengarah ke pusat Kota Cianjur.

Penanganan gempa di Cugenang

Proses penanganan dampak bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang masih berjalan. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BNPB, dan BPBD terjun langsung menyisir sejumlah lokasi di Kecamatan Cugenang.

Meski penduduknya tergolong tertib dan mudah diatur, namun keberatan bila diungsikan dalam titik yang sama. Sebab, mereka tak ingin jauh dari kediamannya.

“Kalau di Cugenang cukup tertib, imbauan langsung direspons warga dengan cepat. Sampai saat ini semua warga sudah berada di luar rumah karena masih terjadi gempa susulan skala kecil,” kata Hari Ramdan.

“Terus kami pun mengimbau warga Kecamatan Cugenang untuk berada di dalam satu titik pengungsian, tapi dirasa berat oleh masyarakat karena tidak mau jauh dari kediaman masing-masing,” lanjutnya.

Pihak Kecamatan, kata dia, juga sudah bekerja sama dengan PLN untuk memperbaiki jaringan listrik rumah-rumah warga karena setelah gempa aliran listrik terputus semua.

“Belum menyeluruh (menyala) hari ini, pihak PLN sudah berupaya untuk memberikan penerangan yang maksimal dan optimal. Ada beberapa item yang rusak saat ini lagi diperbaiki. Beberapa lokasi sudah ada penerangan,” ungkapnya.

Masalah lainnya akibat gempa, kata Hari Ramdan, menyangkut persoalan air bersih di rumah-rumah warga yang mengalami kekeringan. “Nah itu, dampak bencana gempa ini air bersih itu surut ke bawah, jadi belum ada yang normal. Kebanyakan di beberapa desa kondisi tidak ada. Air sumur rata-rata,” sebutnya.

Lebih jauh menurut dia, dari 16 desa di Kecamatan Cugenang tidak ada desa yang terisolir kecuali jalan Cugenang yang mengarah ke pusat Kota Cianjur yang tertimbun tanah longsor, sehingga memutus akses jalan.

“Jalan utama masuk ke Cugenang yang arah ke pusat Kota Cianjur. Saat ini masih ditangani TNI, Polri, BPBD, Basarnas, tim gabungan dan lain-lain. Untuk desa masih bisa dijangkau. Masih bisa diakses kendaraan roda empat. Bantuan masih bisa didistribusikan,” tuturnya.

Back to top button