Ototekno

Mengenal Aksi Julid Fisabilillah, Taktik Warganet Indonesia Ganggu Konsentrasi Tentara Israel

Konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina telah memicu berbagai reaksi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Seorang warganet, Eva Sri Diana Chaniago, dokter spesialis paru, mengungkapkan kepeduliannya yang mendalam terhadap situasi di Jalur Gaza, Palestina. 

Eva, yang aktif mengkritik kebijakan kesehatan pemerintah, menyalurkan rasa marahnya melalui media sosial. Ia adalah bagian dari Satuan Khusus Netizen Julid Anti-Israel—juga dikenal dengan Julid Fisabilillah—sebuah gerakan warganet Indonesia yang berfokus pada kritik terhadap aksi militer Israel.

Gerakan ini diprakarsai oleh Erlangga Greschinov, seorang pendiri kursus bahasa asing yang dikenal sebagai “selebtwit”. Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Erlangga telah aktif menyuarakan isu Palestina dan zionisme di media sosial. Dia mengajak netizen Indonesia untuk “twitwar” dengan akun-akun anggota Israel Defense Forces (IDF), dengan tujuan mengganggu konsentrasi mereka.

“Israel membuat propaganda bernilai miliaran dolar untuk meyakinkan dunia bahwa Hamas adalah teroris,” ungkap akun Greschinov.

Erlangga dan pengikutnya—kini sekitar 248 ribu di media sosial—berkomentar di akun-akun milik tentara Israel. Dokter Eva bahkan membuat akun kedua di TikTok khusus untuk tujuan ini, sementara akun utamanya lebih banyak digunakan untuk sosialisasi kesehatan.

Gerakan ini tidak hanya terbatas pada warganet di Indonesia. Seorang anggota IDF yang menjadi sasaran gerakan ini mengeluhkan banjir pesan di WhatsApp dan Instagram. Erlangga menekankan bahwa serangan tersebut harus menghindari narasi anti-Semit, fokus pada zionisme dan kekejaman Israel, bukan bangsa Yahudi.

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengatakan bahwa gerakan Julid Fisabilillah meluas cepat karena isu Palestina menyentuh banyak orang. Fahmi juga menyoroti bahwa gerakan ini muncul sebagai reaksi publik terhadap ketidakmampuan diplomasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk menghentikan konflik.

Pengamat siber Doni Ismanto Darwin menilai gerakan Julid Anti-Israel menunjukkan kepedulian besar warganet Indonesia terhadap nasib Palestina. Meski positif, Doni memperingatkan bahwa gerakan ini harus mewaspadai ancaman hoaks dan disinformasi.

Back to top button