Kanal

Menebak Makna Serangan Anti-Putin di Belgorod Rusia

Wilayah Belgorod, Rusia tiba-tiba memanas menyusul serangan yang disebut-sebut dilakukan kelompok anti-pemerintahan Presiden Vladimir Putin. Moskow menuding serangan tersebut adalah aksi pasukan Ukraina, namun Kiev membantahnya. Siapakah pelakunya dan apa tujuannya?

Penyerangan yang dilakukan warga sendiri di Belgorod yang berada di dekat Ukraina itu menyebabkan para pejabat hingga publik di Rusia kebingungan. Kelompok anti-pemerintahan Presiden Vladimir Putin berbasis di Rusia, Freedom of Rusia Legion dan Korps Relawan Rusia mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan yang dilakukan pada Senin (22/5/2023) malam itu.

“Sejumlah blogger dan pakar Rusia bereaksi dengan tingkat kepanikan, faksionalisme, dan inkoherensi seperti yang cenderung ditampilkan ketika mengalami guncangan informasi yang signifikan,” tulis lembaga think tank Institute for the Study of War (ISW) dalam pengarahan hariannya tentang konflik Rusia-Ukraina. “Serangan (Belgorod) itu mengejutkan para komentator Rusia,” bunyi penilaian ISW mengutip CNN.

Para kelompok anti-Putin yang berkewarganegaraan Rusia itu, berhasil menduduki sebuah pos keamanan di perbatasan. Sambil mengangkat senjata, kelompok anti-Putin tersebut menyerang sejumlah gedung pemerintah dan infrastruktur sipil menggunakan artileri dan mortir.

Warga Rusia di daerah itu menyatakan keterkejutannya atas parahnya serangan itu. Seorang wanita dipastikan tewas dan sembilan warga sipil terluka, beberapa di antaranya serius, kata Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov. “Pertama senjata, lalu mortir, lalu senapan mesin. Itu pertempuran penuh,” kata seorang warga tak dikenal kepada media setempat.

Gladkov mengatakan pada hari Rabu wilayah itu menjadi sasaran banyak serangan pesawat tak berawak. “Malam itu tidak sepenuhnya tenang. Ada sejumlah besar serangan drone. Sistem pertahanan udara menangani sebagian besar dari mereka,” kata Gladkov di media sosial.

Menurut Gubernur Belgorod, serangan drone yang menerjang dua wilayahnya menyebabkan beberapa rumah kebakaran. Serangan ini pun memicu pihak berwenang Rusia mengevakuasi warga sipil.

Militer Rusia mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya mengalahkan pejuang yang menyerang Belgorod dengan kendaraan lapis baja, menewaskan lebih dari 70 ‘nasionalis Ukraina’ dan mendorong sisanya kembali ke Ukraina.

Siapa di balik serangan ini?

Apakah itu serangan dari Ukraina? Rusia menuding serangan tersebut adalah aksi pasukan Ukraina, namun Kyiv membantahnya. Ukraina mengakui kelompok itu bersekutu dengan mereka namun menolak aksi di Belgorod atas instruksi militer negaranya.

Kyiv mengatakan serangan itu dilakukan oleh warga Rusia dan menyebutnya sebagai perselisihan internal Rusia yang tumbuh di dalam negerinya sendirinya. Pengakuan serangan justru muncul dari Freedom of Russia Legion atau Legiun Kebebasan Rusia, dan Korps Relawan Rusia (RVP).

Perwakilan dari badan intelijen pertahanan Ukraina, Andriy Yusof, mengatakan unit-unit itu adalah bagian dari pasukan pertahanan dan keamanan saat mereka berada di Ukraina. “[Ketika] di Rusia mereka bertindak sebagai entitas independen,” ujar Yusof, mengutip CNN.

Mereka bersekutu dengan Angkatan Bersenjata Ukraina dan melawan tentara Rusia. Kelompok ini juga beroperasi di bawah komando Ukraina. CNN dalam sebuah laporannya mengungkapkan, salah satu anggota yang tergabung dalam kelompok ini, Caesar, membeberkan sedikit alasan dirinya menjadi bagian grup.

Caesar mengaku telah mendedikasikan hidupnya untuk menggulingkan Putin. Namun, beberapa anggota mengaku tentara Ukraina kerap curiga terhadap mereka. Para relawan ini tak patah arang, mereka berusaha merebut hati pasukan Ukraina dengan lebih berani di medan perang. Serangan mereka di sepanjang perbatasan kedua negara membantu memperkuat reputasi kelompok ini.

Selain itu, serangan tersebut juga berfungsi sebagai bagian dari operasi psikologis berkelanjutan untuk merusak dukungan terhadap Rusia. Aksi kelompok ini menandakan pasukan Rusia bisa diserang kapan saja bahkan oleh rekan senegaranya.

Alexei Baranovsky, juru bicara sayap politik Legiun Kebebasan Rusia, mengatakan kepada kantor berita Reuters di Kiev bahwa dia tidak dapat mengungkapkan jumlah pasukan yang terlibat dalam operasi tersebut, tetapi legiun tersebut memiliki total empat batalion. Baranovsky membantah telah terjadi kerugian besar, dan dia menolak laporan Rusia tentang korban besar sebagai informasi yang salah.

Dia mengatakan unit itu adalah bagian dari Legiun Internasional Ukraina dan, oleh karena itu, bagian dari angkatan bersenjatanya, tetapi membantah serangan itu dikoordinasikan dengan pihak berwenang Ukraina. “Ini adalah langkah pertama dalam tujuan utama menggulingkan rezim Putin melalui angkatan bersenjata. Tidak ada alternatif lain,” katanya.

Sementara Reuters menyebut, RVC didirikan warga Rusia pada Agustus 2022. Kelompok ini berisi orang-orang Rusia yang berperang di dan untuk Ukraina melawan negara sendiri. Kelompok tersebut juga aktif melintasi perbatasan di wilayah Rusia. Mereka sempat bertanggung jawab atas serangan penyerbuan di perbatasan pada Maret lalu. Sedangkan badan intelijen militer Ukraina mengatakan RVC adalah kelompok bawah tanah independen di dalam Rusia yang juga memiliki unit di Legiun Asing Ukraina.

Sedangkan Aljazeera menyebut, kelompok-kelompok itu dibentuk selama invasi skala penuh Rusia dan menarik pejuang sukarelawan Rusia yang ingin berperang melawan negara mereka sendiri bersama Ukraina dan menggulingkan Putin.

Mark Galeotti, kepala konsultan Mayak Intelligence yang berbasis di London dan penulis beberapa buku tentang militer Rusia, mengatakan bahwa kedua kelompok tersebut terdiri dari orang Rusia anti-Kremlin mulai dari liberal dan anarkis hingga neo-Nazi.

“Mereka berharap dengan cara kecil, dapat berkontribusi pada kejatuhan rezim Putin. Tetapi pada saat yang sama, kita harus menyadari bahwa ini bukanlah pasukan independen… Mereka dikendalikan oleh intelijen militer Ukraina,” katanya.

Mirip strategi bermain bola

Serangan dua hari itu terjadi jauh dari pusat pertempuran di wilayah Donbas timur Ukraina, dan sekitar 100 mil (160 km) dari garis depan di wilayah Kharkiv utara. Ada dugaan, ini merupakan serangan lintas batas dari Ukraina ke Rusia untuk menarik pasukan Moskow menjelang serangan balasan yang direncanakan oleh Kiev. Sekaligus untuk memberi tahu Rusia bahwa pertempuran kini telah memasuki wilayah mereka.

Strategi ini mirip ketika bermain sepak bola. Para pemain memperlambat tempo pertandingan dengan menarik bola dan mengopernya ke pemain belakangnya agar para pemain musuh terpancing naik ke arah lawannya. Sehingga serangan balik bisa dilancarkan dengan cepat ke depan gawang lawan sementara musuh sebagian akan terlambat turun membantu pertahanan.

Ukraina memang sudah berencana untuk melakukan serangan balasan besar untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia. Namun pasukan Kremlin telah membangun benteng yang luas di timur dan selatan tetangganya dalam keadaan siaga. “Ukraina mencoba menarik Rusia ke arah yang berbeda untuk membuka celah. Rusia terpaksa mengirim bala bantuan,” kata Neil Melvin, seorang analis di Royal United Services Institute, mengutip Al Jazeera.

“Mereka harus menanggapi ini dan menempatkan pasukan di sana dan kemudian memiliki banyak pasukan di sepanjang daerah perbatasan.”

Sedangkan Galeotti mengatakan serangan itu tampak seperti operasi ‘pembentukan’ medan perang Ukraina menjelang serangan balasan yang direncanakan Kiev. “Ini benar-benar kesempatan untuk melakukan dua hal: satu untuk mengguncang Rusia, membuat mereka khawatir tentang kemungkinan kebangkitan di antara rakyat mereka sendiri. Tapi kedua, memaksa Rusia untuk membubarkan pasukan mereka,” katanya.

Patrick Bury, dari University of Bath, mengatakan bahwa serangan perbatasan di wilayah Belgorod barat Rusia kemungkinan memiliki tiga tujuan utama. Pertama-tama adalah untuk mengikat sebanyak mungkin pasukan Rusia di daerah itu sehingga mereka tidak dapat menguasai daerah-daerah di mana Ukraina mungkin benar-benar akan menyerang.

“Kedua, untuk menunjukkan kepada orang Rusia di media mereka bahwa perang benar-benar datang ke Rusia di wilayah mereka dengan cara yang kecil. Dan, akhirnya, untuk mempermalukan (Presiden Rusia Vladimir) Putin,” kata Bury.

Back to top button