News

Menaker Akui Penempatan Perawat Indonesia di Jerman Masih Terkendala Bahasa

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri dari Kementerian Federal Ketenagakerjaan dan Sosial Jerman Lilian Tschan membahas penempatan perawat di Jerman.

Menaker Ida membahas program pengiriman tenaga perawat Indonesia di Jerman melalui program Triple Win yang dimulai sejak 2021 dan sempat terhenti karena COVID-19 dalam pertemuan di Berlin, Jerman.

Sesuai nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Kemnaker dengan Bundesagentur fur Arbeit (BA) Jerman tentang Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja, kedua negara telah mengembangkan kerja sama program penempatan tenaga perawat dari Indonesia ke Jerman melalui program Triple Win.  

Pada 2023 telah diberangkatkan sebanyak 84 tenaga perawat dan pada Januari 2024 kembali diberangkatkan sebanyak 18 orang.

Ida melihat program penempatan itu masih berpotensi untuk dikembangkan sehingga dapat memberikan kesempatan yang lebih besar kepada pekerja migran Indonesia (PMI).  

Untuk mengatasi faktor bahasa yang menjadi tantangan terbesar dalam penempatan ke Jerman lewat Triple Win, Menaker berharap Jerman dapat memberikan bantuan berupa peningkatan kemampuan bahasa Jerman melalui kolaborasi Gouthe Institute dan lembaga-lembaga bahasa lainnya dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas yang ada di Indonesia.

“Kami berharap pemerintah Jerman dapat memberikan masukan sekaligus mendiskusikan upaya percepatan pengiriman tenaga perawat ke Jerman. Kami juga berharap Pemerintah Jerman membuka sektor-sektor lainnya untuk Indonesia seperti engineering, teknologi informasi dan lain sebagainya,” katanya.

Menaker menyebut Indonesia masih butuh dukungan peningkatan program dan sistem pelatihan vokasi di Indonesia dari Pemerintah Jerman termasuk peningkatan kualitas pelatihan tenaga kerja Indonesia untuk memenuhi standar Jerman yang meliputi pelatihan bahasa Jerman, pelatihan kejuruan dan pelatihan soft skills.

Back to top button