Market

Matikan PLTU Suralaya, Menteri Etho: Atasi Polusi Tak Cukup Tiga Bulan

Polusi udara menjadi musuh bersama karena menjadi faktor utama terganggunya kesehatan warga Jakarta. Namun, pemerintah tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah polusi selama tiga bulan ke depan.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkapkan telah memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya unit 1-4 telah dimatikan. Seiring tudingan keberadaan PLTU batu bara juga ikut menyumbang polusi udara di Jakarta.

Meski begitu, PLTU Suralaya yang telah dimatikan tidak mempengaruhi polusi di Jakarta secara signifikan. Data menunjukkan 34 persen penyebab polusi Jakarta akibat PLTU dan industri.

“Oke lah PLTU sekarang disalahkan, kita matikan Suralaya 1,2,3,4 tetapi apa? Data terakhir tidak mengurangi polusi ternyata, dan tetap kita matikan karena komitmen sama-sama jaga polusi,” kata Menteri Etho, sapaan akrabnya seperti mengutip saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (31/8/2023).

Menteri Etho mengakui, polusi udara yang semakin memburuk terus membuat kekhawatiran warga Jakarta. “PLTU PLN yang ada tingkatan di bawah daripada yang harus ditargetkan hampir 50 persen. Kita sudah lakukan itu tetap kita ingin ada percepatan, Beijing perlu enam tahun, San Paulo sepuluh tahun, Jakarta tidak mungkin dalam tiga bulan ini diselesaikan masalah polusi,” tuturnya.

Selain mematikan PLTU Suralaya, solusi untuk mengatasi polusi adalah dengan naik transportasi umum. BUMN menyediakan LRT Jabodebek dengan kapasitas penumpang bisa mencapai 400.000 sehingga bisa mengurangi jumlah kendaraan yang datang ke Jakarta.

“Ini ada polusi harus kita lawan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan apa? Publik transportasi. LRT ini nanti pelan-pelan berjalan baik bisa 140.000 loh penumpang, bisa sampai 400.000 ribu, artinya apa? Jumlah kendaraan yang datang ke Jakarta 992.000 bisa berkurang,” tuturnya.

Sementara PT PLN (Persero) juga mengungkapkan telah memangkas penggunaan daya PLTU Suralaya. Hal itu dilakukan guna mengurangi tingkat polusi udara di Jakarta. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan sebagai gantinya PLN menggunakan listrik berbasis gas dan energi terbarukan (EBT).

“Khusus untuk Jakarta listrik kami tingkatkan yang berbasis pada gas. Sehingga listrik yang digunakan menjadi jauh lebih bersih dan dampak polusi bisa diminimalisir,” imbuh Darmawan di Istora Senayan, Kamis (31/8/2023) secara terpisah.

Back to top button