Market

Masuk Lantai Bursa, Famon Awal Bros Bidik Perolehan Dana Rp287,11 Miliar

PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk, pengelola Primaya Hospital memutuskan IPO (Initial Public Offering). Diharapkan bisa meraup dana Rp287,11 miliar untuk pengembangan bisnis.

Kalau tak ada aral, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk menawarkan saham perdana melalui mekanisme penawaran umum perdana (IPO) sebanyak-banyaknya 302.222.300 lembar. Saham bersandi PRAY ditawarkan Rp900-Rp950 per lembar. Dari aksi korporasi ini, perseroan optimis bisa meraup dana maksimal Rp287,11 miliar.

Sedangkan persentase kepemilikan masyarakat mewakili 2,17 persen dari modal ditempatkan dan disetor. “IPO ini bertujuan untuk pengembangan Primaya Hospital Group yang tengah tumbuh pesat dan berkelanjutan untuk masa depan,” papar CEO Primaya Hospital, Leona A Karnali, Jakarta, Senin (17/10/2022).

Dari dana IPO sebesar Rp287,11 miliar itu, kata Leona, setengahnya akan digunakan untuk tambahan perolehan tanah

untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di Pulau Sumatera dan Jawa. Sebesar 25 persen untuk pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang ada. Sisanya yang 25 persen, digunakan untuk pembangunan rumah sakit baru.

Asal tahu saja, Primaya Hospital didirikan Prof Yos E Susanto, pakar manajemen rumah sakit dan kesehatan di Tangerang, Banten pada 2006. Kini sudah ada 15 Primaya Hospital dengan 2 ribu tempat tidur. Sembilan diantaranya diresmikan dalam tiga tahun terakhir.

Tahun ini, Primaya Hospital membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 30 persen dibandingkan 2021. Sedangkan untuk laba perusahaan diharapkan bisa tumbuh seiring dan sejalan pendapatan yakni 30 persen juga. “Sampai akhir tahun, kita optimis akan kekejar angkanya (pendapatan dan laba) kurang lebih 30 persen dari tahun lalu,” kata Leona.

Mengutip prospektus, Famon Awal Bros Sedaya mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,82 triliun dan laba bersih sebesar Rp323,34 miliar pada 2021. Untuk meraih kenaikan pendapatan dan laba sebesar 30 persen, ada beberapa strategi. “Menyediakan layanan prima yang terjangkau dan dapat diakses masyarakat, menyasar segmentasi yang memiliki pangsa pasar luas, menerapkan standar operasional berbasis teknologi informasi yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien,” kata dia.

Back to top button