News

LPSK Ingatkan Polri Profesional Tangani Tragedi Kanjuruhan

Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Hasto Atmojo Suroyo meminta Polri untuk menjalankan proses penyelidikan dan penyidikan dalam tragedi Kanjuruhan secara profesional.

LPSK menilai upaya oknum kepolisian yang menghilangkan barang bukti video milik salah satu saksi berinisial K merupakan tindakan yang tidak profesional.

“Informasi itu tentunya bermanfaat untuk bagi kontrol kinerja kepolisian kalau memang faktanya terjadi penghilangan video untuk bisa diungkap. Kewajiban kita mengingatkan kepolisian bekerja secara lebih profesional,” kata Hasto kepada Inilah.com, Jumat (7/10/2022).

Untuk itu, LPSK menekankan akan terus mengontrol kinerja Polri, terlebih adanya permintaan perlindungan dari saksi yang diamankan pasca tragedi Kanjuruhan.

“Itu kan semua masuk ke ranah penyelidikan dan penyidikan oleh polisi, kita sebagai bagian masyarakat umum dan publik mengontrol itu jangan disimpulkan seketika. LPSK sudah ada permohonan perlindungan dari orang yang terduga diculik itu, dan kita barang kali menggali informasi lebih yang lebih banyak nantinya karena yang bersangkutan sedang pulang kampung,” ujarnya.

Diketahui, seorang saksi sekaligus Aremania (suporter Arema FC) berinisial K ditenggarai ditangkap dan diperiksa polisi karena diduga mengunggah video yang memperlihatkan kepanikan massa saat berada dalam Stadion Kanjuruhan.

Menurut Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, saksi berinisial K dijemput polisi di mes atau tempat tinggalnya pada Senin (3/10/2022). Kemudian, saksi tersebut menjalani pemeriksaan usai mengunggah video detik-detik suporter bertumpuk di Stadion Kanjuruhan, Malang akibat berebut keluar stadion pasca ditembakkan gas air mata oleh kepolisian.

Edwin mengatakan, polisi memeriksa saksi K selama 2 jam sejak pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB lalu diperbolehkan pulang, tetapi terlebih dahulu menghapus video dari ponsel saksi tersebut.”HP miliknya dipinjam, videonya di transmisi dan video yang di HP dihapus oleh pihak polisi,” pungkasnya.

Back to top button