News

Lawrence Siburian Diperiksa Dewan Etik Golkar Usai Dorong Munaslub

Politikus Senior Partai Golkar Lawrence TP Siburian menjalani pemeriksaan oleh Dewan Etik Partai Golkar pascadirinya mendorong Musyarawah Nasional Luar Biasa (Munaslub) beberapa hari lalu.

Berdasarkan pantauan Inilah.com di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (17/7/2023), Lawrence tampak didampingi oleh beberapa anggota kelompok Pemrakarsa Penggerak Kebangkitan Partai Golkar. Meski begitu, ia enggan memberi komentar pada awak media dan mengaku bersedia menjawab usai pemeriksaan.

Diberitakan sebelumnya, Politikus Senior Partai Golkar Lawrence TP Siburian yang mewakili kelompok Pemrakarsa Penggerak Kebangkitan Partai Golkar menyoroti perkembangan partai berlambang pohon beringin tersebut. Menurut dia, saat ini Golkar dalam kondisi terpuruk dan perlu diselamatkan.

“Hari ini dan harapan kami ke depan, kami tidak mempunyai kepentingan pribadi. Namun, kami punya kepentingan menyelamatkan Partai Golkar,” kata Lawrence di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2023).

Dia menilai, kondisi Partai Golkar saat ini cukup memprihatinkan karena dalam posisi yang tidak jelas khususnya jelang Pemilu 2024. Padahal, Golkar sudah memutuskan ketua umumnya, Airlangga Hartaro sebagai calon presiden (capres) lewat forum tertinggi yakni Musyawarah Nasional (Munas) dan Rapimnas.

Namun, Airlangga dalam berbagai kesempatan secara terbuka meminta kadernya menunggu dan sabar. Padahal, seluruh kader memiliki harapan besar agar Golkar bisa berperan lebih besar di Pemilu 2024.

“Partai golkar adalah partai yang besar, jangan sampai turun menjadi partai menengah apalagi partai kecil,” kata dia menambahkan.

Lawrence juga menyoroti soal elektabilitas Golkar dalam lembaga survei yang masih jauh dari harapan. Sebab Golkar kini sudah berubah menjadi partai menegah menurut hasil survei.

“Itu baru survei, kita belum melihat kenyataan di 2024. Bisa saja turun lagi daripada itu jadi partai gurem,” kata Lawrence.

Dengan kondisi tersebut, kata dia melanjutkan, Airlangga sebagai ketua umum Partai Golkar tidak berbuat apa-apa untuk menyelamatkan partai. Padahal sejak awal, dirinya sudah meminta Airlangga untuk fokus di Golkar dan tidak bergabung dalam kabinet.

“Karena jabatan menteri dan ketum itu berbeda. Yang satu mengabdi ke atas (presiden) untuk rakyat, sedangkan ketum partai itu mengabdi ke bawah, mendatangi rakyat, mendengarkan rakyat, membantu rakyat untuk kepentingan bangsa,” katanya.

Posisi Airlangga yang menjabat sebagai menteri dinilai membuatnya tidak memiliki waktu untuk Golkar. Bahkan Airlangga dipandang tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat di Golkar.

“Pak Airlangga ini hanya memberi kesempatan kepada orang yang kliknya saja, di luar kliknya kalau sudah berbeda, dia musuhi, dia singkirkan. Jadi tidak ada kesempatan ini kurang baik. Seharusnya ini tidak boleh terjadi di dalam Partai Golkar,” ujar Lawrence.

Back to top button