Kontroversi antara Green Brigade, kelompok suporter ultras Celtic, dan manajemen klub semakin memanas. Menjelang pertandingan Liga Champions melawan Atletico Madrid pada Rabu (25/10/2023), Green Brigade berencana untuk membagikan dan mengibarkan bendera Palestina di luar stadion, meskipun telah dilarang oleh klub.
Semua ini bermula dari kejadian di pertandingan sebelumnya, saat Green Brigade membentangkan spanduk bertuliskan “Free Palestine. Victory to the Resistance” dan mengibarkan bendera Palestina. Hal ini memicu respons dari manajemen Celtic, yang kemudian mengeluarkan pernyataan meminta suporternya untuk tidak “menggunakan Celtic Park sebagai kendaraan untuk pesan semacam itu”.
Dalam pernyataan panjang yang dirilisnya pada Selasa (10/10/2023), Green Brigade menegaskan hak mereka untuk mengekspresikan pandangan politik di tribun, sebagaimana warga negara biasa di tempat lain di masyarakat.
“Kami meminta seluruh suporter Celtic untuk mengibarkan bendera Palestina pada panggung Eropa dan menunjukkan kepada dunia bahwa Celtic Football Club berpihak pada yang tertindas, bukan penindas,” bunyi pernyataan tersebut.
Klub telah menanggapi dengan melarang Green Brigade dari pertandingan tandang dan mengambil jarak dari aksi-aksi mereka. Menurut manajemen, langkah-langkah ini diambil bukan untuk meredam ekspresi politik tetapi untuk menjaga keamanan dan tatanan selama pertandingan.
Isu ini tidak hanya berdampak pada hubungan antara Green Brigade dan Celtic, tetapi juga membawa sorotan pada peran politik dalam sepak bola. Ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana klub dan suporternya bisa dan harus terlibat dalam isu-isu global.
Dengan pertandingan melawan Atletico Madrid semakin dekat, akan menarik untuk melihat bagaimana keputusan ini akan mempengaruhi atmosfer di dalam dan di luar stadion. Apakah Green Brigade akan mematuhi larangan tersebut atau tetap memilih untuk mengekspresikan solidaritas mereka terhadap Palestina, hanya waktu yang akan memberitahu.
