Market

Larang Ekspor Bauksit, Kemendag Siap ‘Berantem’ dengan China di WTO

Kementerian Perdagangan menyatakan siap ‘berantem’ dengan China jika aturan pemerintah yang melarang ekspor bauksit digugat ke World Trade Organization (WTO) oleh negeri Tirai Bambu. Sejauh ini, China merupakan pasar terbesar ekspor bauksit Indonesia.

Bauksit merupakan sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium yang dimanfaatkan untuk industri logam, keramik, kimia, dan metalergi.

“Saya ingin mengatakan bahwa Kemendag juga, saya di sini sebagai Staf Khusus Menteri Perdagangan menyatakan, kami siap dengan konsekuensi dari kebijakan yang sudah diputuskan akan diambil oleh presiden dan pemerintah untuk melarang ekspor bauksit dalam rangka memperkuat proses industrialisasi Indonesia,” kata Staf Khusus Mendag Bidang Perjanjian Internasional Bara Krishna Hasibuan di Bandar Lampung, Rabu (1/3/2023).

Indonesia baru-baru ini juga digugat oleh Uni Eropa ke WTO karena melarang ekspor nikel mentah. Meski WTO mengabulkan gugatan Uni Eropa, Indonesia kukuh pada pendirian untuk hilirisasi nikel dengan mengajukan banding.

“Kalau konsekuensinya itu juga (digugat), kami akan dituntut oleh China, tentu Kementerian Perdagangan siap untuk membantu pemerintah menghadapi gugatan,” tambah Bara.

Jika China mengajukan gugatan ke WTO perihal larangan ekspor bauksit, dia menegaskan, ini akan menjadi kasus ketiga yang berproses hukum di WTO.

Sebab, dua kasus lainnya yaitu soal larangan ekspor nikel dan produk crude palm oil atau minyak kelapa sawit alias CPO digugat Uni Eropa dan proses hukumnya belum rampung.

Pemerintah saat ini tengah fokus pada hilirisasi sejumlah komoditas untuk memperkuat industrialisasi dengan melarang ekspor komoditas tersebut. Hilirisasi itu juga bertujuan untuk transisi energi dan mengejar target nol emisi pada 2060.

Back to top button