Hangout

UAH Ingatkan, Investasi Menghafal Alquran Jangan Dihitung Secara Materi Duniawi

Saat ingin investasi menjadi ahli Alquran mesti rela mengorbankan hal-hal yang bersifat duniawi. Kelak pengorbanan itu akan tercatat sebagai investasi pahala yang dapat disemai selama masih hidup.

Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan tidak semua hal bisa diukur dengan cara hitung-hitungan duniawi. Apalagi jika bersinggungan dengan urusan menghafal Alquran, sebab kitab suci umat muslim ini tidak boleh dilihat dari sisi niaga.

“Dan di akhir kalaupun harus berkorban harta, benda, berangkat ada ongkos, kalau untuk Alquran jangan dihitung dari materi duniawi. Punya uang Rp10 ribu, disisakan seribu rupiah. Berapa sisanya? Rp9.000. Bukan begitu. Ini investasi menghafal Alquran sesungguhnya investasi balik ke Allah,” jelasnya di sesi coaching clinic menghafal Alquran di Masjid Pusdai Jawa Barat, Jumat (2/12/2022).

UAH menegaskan cara pandang yang terlalu duniawi harus diubah. Pasalnya pada masa sekarang ini kegiatan menghafal Alquran ataupun penghafal Quran (Hafiz) kurang mendapat tempat di mata masyarakat.

“Banyak orang yang mementingkan ketinggian materi, mengejar dengan uang, jadi begitu menghafal Al-Qur’an itu tidak menjadi pembimbing tempat terbaik apapun profesi kita. Bukan pakai kedudukan dan kekayaan, Al-Qur’an yang akan mengangkat martabat kita di dunia dan akhirat,” tutur UAH.

Tak jarang status Hafiz dipandang lebih rendah dari urusan duniawi. Banyak orang tua pada zaman sekarang ini beranggapan bahwa hal-hal bersifat umum dan prestasi pendidikan formal lebih penting untuk dikejar.

“Harusnya pada saat bersamaan belajar Alquran, jangan dianggap tidak punya masa depan. Cara berpikir kita ubah. Biarkan kuliah dengan belajar yang giat tapi ikut untuk menghafal Qur’an mendapatkan keberkahan dan jangan sampai merendahkan berkah yang Allah berikan,” pungkasnya.

Back to top button