Market

KPPU: Indeks Persaingan Usaha di Bawah 5, Belum Ideal

Sepanjang 2021, indeks persaingan usaha mengalami kenaikan, namun masih jauh dari kata ideal. Wakil Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Guntur S Saragih menyebutkan, capaian indeks persaingan usaha di Indonesia perlu terus digenjot.

Bekerja sama dengan Universitas Padjajaran (Unpad), KPPU merilis nilai indeks persaingan usaha 2021, naik dari 4,65 menjadi 4,81 dari skala maksimal 7. Atau masih di bawah target RPJMN 2020-2024 sebesar 5, “Angka itu memang sudah melampaui (naik) dari yang sebelumnya. Namun masih jauh dari ideal,” ungkap Guntur dalam acara penganugerahan KPPU Award 2021, Jakarta, Selasa (14/12/2021).

Menurut Guntur, KPPU masih memiliki banyak tantangan ke depan. Masih banyak indeks persaingan usaha sehat yang menanti untuk dicapai. Peningkatan indeks persaingan membutuhkan dukungan pemerintah, maupun dukungan regulasi. Terlebih, perkembangan dunia usaha dan regulasi mengalami adaptasi untuk tetap mampu menjalankan tugas dengan maksimal.

Ia mengatakan, persaingan usaha dan pelaksanaan usaha yang sehat, menjadi nilai penting bagi pemulihan ekonomi. “Persaingan yang sehat akan berimbas pada terciptanya barang dan jasa yang kompetitif dan pada akhirnya masyarakat akan mampu memproduksi dengan lebih baik lagi,” imbuh Guntur.

Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin berharap, KPPU turut mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan memperkuat agenda kerjanya ke depan. Salah satunya dengan memperkuat aspek pengawasan di seluruh sektor.

Ia mengatakan, persaingan usaha di sektor digital juga perlu mendapat perhatian. Pasalnya, saat ini industri digital menjadi primadona di tengah gencarnya transformasi teknologi dan besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia.

kiayi Ma’ruf mengingatkan, perkembangan teknologi dan ekonomi digital, harus dapat dinikmati semua pelaku usaha. “Kita ingin agar buah ekonomi digital dinikmati juga oleh masyarakat dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), tidak hanya dinikmati oleh pengusaha besar atau pengusaha global saja,” ungkapnya.

 

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button