Market

Smelter China Meledak Lagi, Pengamat UGM: Pemerintah Utamakan Investasi Ketimbang Safety


Pengamat ekonomi energi UGM, Fahmy Radhi mengaku sangat prihatin dengan meledaknya tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kejadian ini, menewaskan 13 pekerja serta 46 orang mengalami luka berat dan ringan. “Meledaknya smelter di Morowali semakin membuktikan bahwa investor smelter mengabaikan mining safety standar. Ada indikasi bahwa Pemerintah lebih mementingkan kepentingan investor ketimbang keselamatan kerja karyawan,” kata Fahmy di Jakarta, Selasa (26/12/2023).

Penerapan standar K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), kata Fahmy, seharusnya menjadi harga mati. Mengacu kepada standar International, bukan standar nasional maupun standar China. Investor China biasanya cenderung minimizing cost, termasuk mining savety cost

“Pemerintah harus memberlakukan savety International standar dengan zero accidents kepada seluruh investor, termasuk investor China. Jangan lebih mementingkan masuknya investor smelter dengan mengabaikan savety system,” kata Fahmy

Lalu, kata dia, secara reguler diadakan safety audit untuk memastikan bahwa safety system di seluruh smelter milik China yang beroperasi di Indonesia, bekerja sesuai safety standar

“Agar kejadian tragis PT ITSS yang berada di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tidak terulang di smelter lain. Pada Desember 2022 kan tungku smelter GNI (Gunbuster Nickel Indonesia), meledak. Dua pekerja yang mati,” kata Fahmy.  

Fahmy benar. Meledaknya smelter pernah terjadi pada 22 Desember 2022. Kala itu, smelter 2 Tungku Nomor 17 milik PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng), meledak dan menimbulkan kebakaran besar.

Dalam kejadian ini, dua pekerja tewas termasuk seleb TikTok bernama Nirwana Selle. Dia bersama rekan kerjanya, I Made Defri Hari Jonathan, tewas terbakar karena terjebak di crane.

Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan menuturkan, insiden PT ITSS itu bermula dari kecelakaan yang dialami sejumlah pekerja ketika memperbaiki tungku dan pemasangan pada bagian tungku.

Berdasarkan hasil investigasi awal, ledakan diperkirakan terjadi karena di bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Walhasil, ledakan terjadi saat perbaikan.

“Di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Akibatnya, ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak,” ujar Dedy.

 

Back to top button