News

KPK Melempem Bikin Jeblok Indeks Persepsi Korupsi 2022

Pegiat antikorupsi Aulia Postiera menyoroti melempemnya KPK dalam menurunkan indeks persepsi korupsi (IPK) 2022 yang dirilis Transperancy International Indonesia (TII).

Menurut Aulia, pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terjadi dalam 4 tahun terakhir, berdampak signifikan terhadap anjloknya IPK 2022. Pada 2019, sebelum revisi UU KPK dan terpilihnya Firli Bahuri, Lili Pintauli Siregar, Alexander Marwata, Nurul Gufron, dan Nawawi Pamolongo sebagai pimpinan KPK, IPK Indonesia tembus 40 poin.  “KPK selaku leading sector dalam upaya pemberantasan korupsi memegang peranan penting dalam upaya peningkatan CPI (Corruption Perception Index),” kata Aulia kepada Inilah.com, Sabtu (4/2/2023).

Mantan pegawai KPK yang diberhentikan melalui dalih alih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) itu, menyebut berbagai skandal yang terjadi di KPK, dalam satu atau dua tahun terakhir, berdampak kepada longsornya IPK 2022.

“Pemecatan 57 orang pegawainya yang melanggar hukum, etik, HAM dan maladministrasi, pelanggaran etik dua pimpinan KPK dan menurunnya kinerja KPK, tentunya akan mempengaruhi persepsi para responden, baik pebisnis maupun akademisi, terkait dengan keseriusan dalam penegakan hukum,” tandas Aulia.

Mengingatkan saja, Transparency International Indonesia (TII) baru saja merilis Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia pada 2022, merosot empat poin menjadi 34 poin, dari sebelumnya 38 pada 2021.

Deputi Sekretaris Jenderal TII, Wawan Heru Suyatmiko mengatakan, penurunan ini merupakan jumlah yang paling drastis sejak era reformasi. Dengan turunnya IPK 2022, menempatkan Indonesia di poisi 110 dari 180 negara di dunia. Padahal pada 2021, Indonesia menempati posisi ke-96 dari 180 negara.

“Artinya ada penurunan posisi sampai 14 peringkat. Selain itu juga kalau kita masukkan beberapa indikator berarti Indonesia mengalami penurunan,” kata Wawan pada Selasa (31/1/2023).

Dia mengatakan, penurunan peringkat Indonesia, saat ini, menunjukkan adanya perubahan yang besar terhadap indeks persepsi korupsi ketimbang tahun lalu. Ia menjelaskan Indonesia dapat dikategorikan mengalami penurunan yang signifikan pada 2022. “Jika turun satu atau dua poin ini belum menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Tapi kalau perubahannya entah itu naik atau turun mencapai tiga poin atau empat itu menunjukkan ada perubahan yang signifikan,” ujar dia.

Back to top button