Hangout

Kisah Bartender yang Tarik Uang Rp15 Miliar dari ATM Tanpa Terdeteksi Bank

Sabtu, 15 Okt 2022 – 20:52 WIB

Tarik Uang ATN

(ist)

Pernahkah Anda membayangkan bisa menarik uang dari ATM secara tak terbatas dan tanpa terdeteksi oleh bank? Itulah yang terjadi pada Dan Saunders, warga Wangaratta, kota di sebelah utara Melbourne, Australia, pada awal 2011 silam.

Ia secara tidak sengaja menemukan ‘kelemahan sistem’ yang membuatnya bisa menarik uang hingga 1,6 juta dolar Australia atau sekitar Rp15 miliar dari mesin ATM tanpa diketahui bank.

Dengan ‘mesin cetak uang pribadi’ ini, selama beberapa bulan ia mengadakan pesta-pesta mewah, menyewa jet pribadi, dan membantu kawan melunasi uang kuliah.

Tetapi, rasa bersalah menghantuinya. Beberapa bulan menjadi ‘orang kaya baru’ ternyata malah membuat hidupnya jadi tidak tenang.

Kepada bank, Saunders mengungkapkan apa yang ia lakukan. Ia juga mengontak media dan menuturkan kisahnya ini.

Saunders pun disidang dan dijatuhi hukuman penjara satu tahun plus kerja sosial selama 18 bulan. Ia kini kembali menekuni pekerjaan lamanya sebagai bartender.

Bagaimana Saunders menemukan ‘kesalahan teknis dan kelemahan sistem’ yang membuatnya bisa menarik uang dari ATM tanpa terdeteksi bank?

Kepada VICE, Saunders bercerita bahwa pada suatu malam, saat berada di bar, ia ingin mengecek saldo rekeningnya melalui ATM dan mendapatkan pesan ‘informasi saldo tak tersedia’.

Ia lantas mentransfer 200 dolar Australia dari rekening kartu kredit ke rekening tabungan, tetapi informasi di layar menyebutkan ‘transaksi batal’ dan kartu langsung keluar dari mesin ATM. “Saya pikir ini aneh sekali,” kata Saunders dalam wawancara dengan VICE.

Meski merasa aneh, Saunders mengecek apakah ia bisa menarik uang dari rekening tabungannya. Ternyata ia bisa menarik uang 200 dollar Australia.

Seperti sulap

Masih pada malam itu, ketika dalam perjalanan pulang dan melewati mesin ATM yang sama, ia pun iseng memindahkan uang 200 dollar Australia dan menariknya. Ternyata uangnya keluar. Ia coba lagi, kali ini mentransfer 500 dollar Australia dan 600 dollar Australia dari rekening kartu kredit ke rekening tabungan, dan ternyata uangnya juga bisa ia tarik.

“Seperti sulap,” kata Saunders. Dan itu terjadi terus-menerus. Berapa pun uang yang ia transfer dari dua rekening yang ia punya, uangnya bisa ia ambil.

Yang menarik, semua transaksi aneh ini hanya terjadi pada dini hari. Dari sini, Saunders menyadari ada ‘kelemahan sistem’ yang hanya terjadi pada pukul 01.00 hingga 03.00 ketika mesin ATM dalam status offline, terputus dari jaringan bank.

‘Kelemahan sistem’ ini membuat Saunders langsung menjadi jutawan. Ia pun seperti ketagihan menarik uang. “Saya seperti manusia goa yang menemukan api,” katanya.

Ia sempat menghubungi banknya dan dikatakan ‘tidak ada yang aneh’ dengan rekeningnya.

Berbekal uang ATM, selama 4,5 bulan ia makan malam di restoran-restoran mewah dan mengadakan pesta setiap akhir pekan bersama kawan-kawannya. Ia menyewa jet pribadi dan vila, mengundang kawan –baik lama maupun baru– untuk menikmati makanan dan minuman, semuanya dengan uang yang ia tarik dari ATM.

Ia juga melunasi uang kuliah beberapa kawan dan mengirim salah satunya untuk menempuh studi di Prancis. Namun, menjadi jutawan dadakan tidak membuatnya tenang.

Perasaan bersalah begitu besar, bahkan ia bermimpi digerebek polisi. Ada rasa khawatir dan perasaan bersalah yang terus menghantuinya. “Jika Anda selama ini menjadi orang baik-baik dan tiba-tiba melakukan hal yang buruk, tubuh Anda menolak secara natural,” kata Saunders.

Ia lalu mendatangi terapis dan menceritakan semua yang ia lakukan. Terapis menyarankannya menyerahkan diri ke pihak berwenang. Pada Juni dan Juli 2011, ia mengontak bank.

Pihak bank mengatakan, polisi akan menghubungi tetapi penjemputan oleh polisi tak pernah terjadi.

Setelah mengontak bank, Saunders sengaja tampil di sejumlah media untuk menceritakan kisahnya ‘membobol’ ATM.

Baru pada 2014, aparat penegak hukum turun tangan. Ia menghadapi dakwaan penipuan dan pencurian serta divonis bersalah.

Pada Mei 2016, ia bebas dan kembali menjalani pekerjaan menjadi bartender.

“Saya banyak belajar… bahwa kita ini saat menghadapi godaan, kita mudah kehilangan diri kita yang sebenarnya… tetapi (sekarang) perlahan-lahan saya kembali ke diri saya yang dulu,” kata Saunders.

Back to top button