News

KIP Kuliah Merdeka Dorong Mahasiswa Ambil Prodi Unggulan

Tim Teknis KIP Kuliah Merdeka Kemendikbudristek Dr Sony H Wijaya mengatakan program KIP Kuliah Merdeka mendorong mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan pada sejumlah program studi (prodi) unggulan.

“Jumlah penerima KIP Kuliah Merdeka yang melanjutkan pendidikan pada prodi dengan akreditasi A pada 2020 sebanyak 20 persen atau sebanyak 39.684 mahasiswa. Sementara pada 2021 mahasiswa yang kuliah pada prodi dengan akreditasi A meningkat sebanyak 23 persen atau total 46.170 mahasiswa,” ujar Sony dalam pembukaan pendaftaran di Jakarta, Rabu (2/2/2022).

Dengan program kulian ini, lanjut dia, memang mendorong mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan pada program studi yang memiliki akreditasi A. Kemendikbudristek mengubah skema pembiayaan untuk KIP Kuliah pada 2021. Skema KIP Kuliah baru tersebut memberikan bantuan biaya pendidikan dan biaya hidup yang jauh lebih tinggi.

Alokasi anggaran untuk skema program ini pada 2021 sebanyak Rp2,5 triliun. Untuk biaya pendidikan disesuaikan dengan akreditasi program studi. Prodi dengan akreditasi A maksimal Rp12 juta, prodi dengan akreditasi B maksimal Rp4 juta, dan prodi dengan akreditasi C maksimal Rp2,4 juta.

Biaya KIP Kuliah Merdeka

Untuk biaya hidup pun dibagi menjadi lima klaster daerah. Daerah klaster satu mendapatkan biaya hidup Rp800.000 per bulan, daerah klaster dua dengan biaya hidup Rp950.000 per bulan, daerah klaster tiga dengan biaya hidup Rp1.100.000 per bulan, daerah klaster empat dengan biaya hidup Rp1.250.000 per bulan, dan daerah dengan klaster lima dengan biaya hidup Rp1.400.000 per bulan. Pada skema sebelumnya biaya hidup disamakan Rp700.000 per bulan.

Sementara jumlah penerima KIP Kuliah Merdeka pada 2021 tidak lagi didominasi mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tetapi juga Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Jumlah penerima KIP Kuliah Merdeka pada 2021 di PTS sebanyak 103.730 mahasiswa atau 52 persen dan PTN sebanyak 96.270 mahasiswa atau 48 persen.

Prioritas penerima program kuliah ini yakni mahasiswa pemegang KIP, mahasiswa dari keluarga miskin atau rentan miskin, mahasiswa dengan keterbatasan akses termasuk difabel asal 3T, Papua dan Papua Barat, dan mahasiswa pada kondisi khusus karena bencana atau lainnya.

Penerima ini di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Muhammad Isbandi Wijaya, mengatakan program ini membuat dia dapat menggapai mimpinya sebagai mahasiswa fakultas kedokteran.

“Ayah saya seorang petani, ibu saya seorang ibu rumah tangga. Kondisi ayah saya sakit-sakitan karena menderita stroke. Dengan kondisi ini, sulit bagi saya mewujudkan mimpi jika tidak mendapatkan beasiswa KIP Kuliah Merdeka,” kata Isbandi.

Dengan beasiswa tersebut, Isbandi tidak perlu membayar biaya kuliah selama delapan semester dan juga ditambah empat semester untuk co as. Isbandi juga mendapatkan bantuan biaya hidup setiap bulannya.

Back to top button